"Toooloongg...!!!"Â
"Apa ibu baik-baik saja?" orang diluar segera bertanya. Beberapa polisi juga berada disana. Mereka segera menutup hidung mereka yang tertusuk bau bangkai yang sangat.
"Tolong keluarkan saya... Tolong!!" Mariam tidak menjawab. Pistol yang ia pegang segera ia lempar. Mariam menyeret badannya mendekati panel pintu.
"Baik bu, kami usahakan Anda keluar!" ujar orang diluar pintu yang sepertinya juga seorang polisi menyamar.
"Cepat!! Tolong saya!" Mariam berkata sambil lirih menangis.
Beberapa orang diluar sibuk mencari kunci di meja di depan pintu ruang Kesempurnaan. Nampaknya tidak ada kunci yang bisa membukanya. Mendobraknya pun tidak mungkin. Karena pintunya terbuat dari baja.
"Cepat kamu panggil PMK kesini. Mereka punya alat pemotong baja." perintah orang yang membuka panel.
"Baik pak.!" beberapa orang segera menjawab.
"Nama ibu siapa?"
"Saya Mariam pak." ia menjawab lirih.
"Ibu sabar di dalam sana. Kami sedang berusaha membuka ruang ini." Suara beberapa orang berdatangan. Dengan HT mereka sedang berkomunikasi dengan seseorang di markas polisi.