Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karya Karma Bagian 8

5 Oktober 2016   18:26 Diperbarui: 5 Oktober 2016   18:31 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Toooloongg...!!!" 

"Apa ibu baik-baik saja?" orang diluar segera bertanya. Beberapa polisi juga berada disana. Mereka segera menutup hidung mereka yang tertusuk bau bangkai yang sangat.

"Tolong keluarkan saya... Tolong!!" Mariam tidak menjawab. Pistol yang ia pegang segera ia lempar. Mariam menyeret badannya mendekati panel pintu.

"Baik bu, kami usahakan Anda keluar!" ujar orang diluar pintu yang sepertinya juga seorang polisi menyamar.

"Cepat!! Tolong saya!" Mariam berkata sambil lirih menangis.

Beberapa orang diluar sibuk mencari kunci di meja di depan pintu ruang Kesempurnaan. Nampaknya tidak ada kunci yang bisa membukanya. Mendobraknya pun tidak mungkin. Karena pintunya terbuat dari baja.

"Cepat kamu panggil PMK kesini. Mereka punya alat pemotong baja." perintah orang yang membuka panel.

"Baik pak.!" beberapa orang segera menjawab.

"Nama ibu siapa?"

"Saya Mariam pak." ia menjawab lirih.

"Ibu sabar di dalam sana. Kami sedang berusaha membuka ruang ini." Suara beberapa orang berdatangan. Dengan HT mereka sedang berkomunikasi dengan seseorang di markas polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun