[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(ilustrasi: panoramio.com)"][/caption]
Aku terus pandangi dahan pohon besar di samping rumahku. Hembusan angin membuat daun-daunnya bergerak bebas. Sudah hampir jam 12 malam. Aku tak melihat ada yang nangkring disana. Tetanggaku bilang, kemarin malam lihat kuntilanak di pohon mangga ini.
- - o - -
"Dit, doain gwe ya..." ujar Dimas. Sambil terus sibuk dengan Angry Bird di HP-nya, Adit membalas "Yoi Dit... ." Adit tak begitu faham kenapa Dimas mengucap kata ini. Yang Adit tahu, Dimas hendak test di kampus hari ini. Tetapi sore ini, Dimas telah tiada. Dimas mengalami kecelakaan saat hendak ke kampus. Inilah maksud Dimas meminta doa ke Adit. Adit hanya termangu di samping jenazah Dimas yang disemayamkan.
- - o - -
Dewi menghentikan laju mengetiknya di laptop, karena ia hendak buang kecil. Jam di tembok menunjukkan pukul 2 dini hari. Sekembali dari kamar kecil. Tepat di mejanya sedang mengetik, ada sesosok bayang hitam, pria. Ia hanya bisa terdiam dan menatap heran. Seperti sosok suaminya. Yang ia tahu, suaminya tengah berada di luar kota. "Mas..?" lirih, ia beranikan diri bertanya. Sosok tadi menengok ke arahnya. Wajahnya hitam legam terbakar. Tersengal, Dewi bangun dari tidurnya. Tepat diatas meja ia mengetik, ia menatapi foto suaminya. Suaminya telah tiada. Ia meninggal 1 tahun lalu akibat kecelakaan dan mobilnya terbakar. Saat hendak bekerja keluar kota.
- - o - -
Sepertinya mba Nur tetanggaku itu tidak rela keguguran yang telah ia alami. Sudah hamil tua, sekitar 8 bulan malah mengalamai keguguran. Dan yang lebih menyentuh hati, saat melihatnya meratapi kesedihan atas kepergian calon jabang bayinya. Apalagi ia juga ditinggal kabur suaminya. Dan malam ini, tepat disamping rumahku. Arwah mba Nur menangis dan tertawa sendiri, sembari memegangi perutnya. Setelah keguguran, mba Nur memutuskan bunuh diri di rumahnya. Kini arwahnya terus meratap dengan tangisnya.
- - o - -
"Nis, tolong saya Nis..." Terbangun dan tersengal ketakutan, Nisa terbangun. Tiga malam kemarin Ridha selalu datang ke dalam mimpinya. Berwajah pucat dan memelas, Ridha selalu berucap tolong. Benar saja, mimpi Nisa seolah menyiratkan pesan. Ridha ditemukan tewas di kamar kostnya yang terkunci sejak tiga hari lalu. Ridha diracun pacarnya. Karena tahu Ridha hamil dan menolak menggugurkan kandungannya.
- - o - -
Cermin itu selalu membuat Nisa merinding. Karena seolah setiap ia memandang cermin itu, ada sesosok bayang di belakang. Ia berdiri terdiam tepat di belakangnya. Saat Nisa menengok ke belakang, tidak ada orang di sana. Nisa hendak membuang cermin itu. Tapi sayang kalau ia buang. Cermin inilah peninggalan akhir Ridha sahabatnya.
Cerita lainnya: #1 |Â #2 |Â #3 |Â #4 |Â #5 |Â #6 |Â #7 |Â #8 |Â #9 |Â #10 |Â #11 | #12
Salam,
Solo 11 Desember 2014
11:08 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H