Kedatangan Mbappe bisa dikatakan menjadi angin segar untuk Real Madrid, sebab kemampuan mencetak gol dan asis sama bagusnya.Â
Ini dibutuhkan Real Madrid, namun bukan berarti dirinya bisa dikatakan sebagai solusi utama dari dua permasalahan skuad Real Madrid.Â
1. Masalah "One-man show" dan Produktivitas Gol
Dalam urusan mencetak gol, bisa dibilang Real Madrid hanya bisa mengandalkan satu orang, Karim Benzema. No Benzema No Party.Â
Bila tim lain mempunyai trio atau duet maut, Real Madrid hanya Benzema yang bisa diandalkan.Â
Kedatangan Hazard justru menjadi sia-sia karena terus diliputi cedera. Sementara, Jovic, Mariano, Vinicius, Rodrygo, dan Asensio jauh dari kata dapat diandalkan.
Terbukti, musim lalu hanya Benzema yang berhasil meraih gol dua digit. Dari 87 total gol Real Madrid di semua kompetisi, Benzema mencetak 30 gol.Â
Benzema juga pencetak asis terbanyak kedua setelah Toni Kroos, dengan koleksi 9 asis.
Artinya, hampir separuh total gol Real Madrid ada di Benzema dan ketergantungan dalam melakukan serangan. Jelas berbanding terbalik bila mengingat kejayaan trio BBC (Bale-Benzema-Ronaldo).
One man show baik untuk prestasi pribadi namun tidak untuk tim. Ketergantungan terhadap satu orang akan membahayakan tim ketika pemain tersebut sudah masuk usia tidak produktif atau dijual ke klub lain.
Benzema, 33 tahun, usia tersebut bisa dikatakan sudah tidak ideal lagi untuk bermain 90 menit di setiap pertandingan dan membawa beban seperti itu sendirian.Â