Para pemain profesional juga mengikuti liga tarkam untuk sekedar mendapatkan penghasilan akibat liga diberhentikan selama pandemi
Menjadi atlet juga tidak ada jaminan masa pensiunnya akan sejahtera secara ekonomi, bisa lihat di sini (1)Â dan (2)
Oleh karena itu, di Indonesia kini ada kebijakan bahwa atlet akan diberikan jalur khusus jadi PNS, alasannya (mungkin) untuk menjamin masa pensiunnya nanti.
Sebelum memilih menjadi atlet penting untuk mengetahui dari mana "sumber penyambung hidupnya"
Atlet dituntut untuk menunjukkan performa terbaiknya di setiap pertandingan yang dijalani. Di balik performa terbaik, dibutuhkan fasilitas dan orang (baca: pelatih, agen, dan tenaga medis pribadi)Â yang mendukung kemampuan maupun kesehatan atlet.Â
Belum lagi kalau mengalami cedera, biaya fisioterapis atau rumah sakit tentunya makin menguras kantong.
Itu sama sekali tidak murah. Menjadi atlet butuh biaya yang tidak sedikit, setidaknya untuk mereka tetap jadi atlet dan ikut kompetisi nasional maupun dunia.
Jadi, menjadi atlet pun harus bisa punya biaya yang memadai untuk setidaknya bertahan menjadi atlet hingga bisa bertanding di kancah internasional.
Dilansir dari tulisan Insider baru-baru ini berjudul "Why Olympic Athletes are Broke?", dijelaskan bahwa setidaknya atlet mendapat biaya dari tiga sumber:
1. Gaji
Kalau bicara gaji, kita bicaranya adalah pendapatan yang diperoleh atlet secara berkala dari perusahaan, institusi atau lembaga tempat atlet bekerja sesuai dengan kontrak.