Foto yang kedua adalah bapak bersama pastur paroki. Saat itu secara sukarela bapak mengantarkan pastur untuk ke rumah-rumah umat khususnya lansia yang tidak bisa mengikuti ibadah/misa. Hubungan bapak dan gereja pokoknya sedekat "kalau bapak ngga ada di rumah, pasti ada di gereja"
Foto pertama itu adalah tanaman bunga Wijaya Kusuma, bunga yang sering dilambangkan sebagai pembawa keberuntungan ini menjadi salah satu bunga favorit bapak dan ibu. Bunga ini periode mekarnya singkat, jadi biasanya antara jam 12 malam hingga jam 2 pagi, bapak-ibu suka nungguin di teras dan pas mekar baru deh di foto.
Selanjutnya adalah tanaman buah jeruk kingkit, buah ini adalah obat keluarga untuk penyakit batuk. Buahnya kecil, berwarna merah, dan rasanya itu mint.Â
Cara penyajian sebagai obat juga mudah kok, bisa dimakan buahnya langsung atau diseduh dengan air panas. Lalu karena ini rasanya sedikit pahit (namanya juga obat), bisa ditambahkan madu. Bapak menanam ini katanya biar irit biaya kesehatan.
Penutup
Jadi beginilah cerita yang saya tulis terinspirasi dari kisah film pendek "Tenang". Artikel ini juga menjadi salah satu jejak yang saya bisa berikan untuk bapak.Â
Saya di sini bukan bermaksud mengajak para bapak untuk berbondong menjadi bapak rumah tangga loh ya. Tapi lebih kepada memberikan tips menjadi bapak rumah tangga dan mencoba mengubah pandangan negatif tentang bapak rumah tangga.
Pastikan juga saat sebelum memutuskan menjadi bapak rumah tangga, harus mendapat tiga dukungan: Finansial, Mertua, dan Keluarga. Jangan pernah memutuskan untuk menjadi bapak rumah tangga tanpa ada kesepakatan atau istilahnya unilateral decision.
Sama seperti yang digambarkan dalam kisah film pendek dan kisah bapak saya, seorang bapak rumah tangga atau berkarier, wajib memberikan kehangatan untuk keluarga. Sesibuk apapun luangkanlah, karena kehangatan juga bisa datang dari hal-hal kecil kok.