Selama ini apabila ada kecelakaan kerja ataupun penyakit yang dialami pekerja kegiatan pengobatan dilakukan di Puskesmas terdekat. Hal ini pastinya akan menambah beban bagi pemilik karena harus membantu pekerja dalam biaya pengobatan.Â
Dalam pemakaian alat pelindung diri (APD), para pekerja pembuat genteng masih cukup banyak yang enggan menggunakan dengan alasan ketidaknyamanan, mengganggu pekerjaan dan merasa tidak perlu menggunakan, sehingga hanya sedikit pekerja yang ditemui meng- gunakan alat pelindung diri.Â
Alat pelindung diri yang dipakaipun tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak memenuhi standar dan terkesan asal pakai saja. Pekerja pembuat genteng ini merupakan salah satu pekerjaan sektor informal, dimana orang-orang yang bekerja di sektor ini pengetahuan akan pentingnya alat pelindung diri masih kurang, dibanding dengan orang yang bekerja di sektor formal.
Melihat latar belakang tersebut team LPPM Universitas Muhammadiyah Jember bergerak untuk memberikan Pendidikan kesehatan pada kegiatan pengabdian masyarakat yang diharapkan pengetahuan dan penerapan kesehatan dan keselaatan kerja tidak hanya dilaksanakan pada industry besar tetapi juga industry kecil seperti industry genteng UD Genteng Baru Muncul.Â
Selain dilakukan kegiatan Pendidikan kesehatan pada pengabdian masyarakat ini kami juga melakukan identifikasi penyakit akibat kerja dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan wawancara bekaitan dengan keluhan yang muncul akibat kerja.
Keluhan berkaitan dengan kesehatan yang dialami pekerja di UD Baru Muncul lebih banyak mengarah kepada nyeri dimana nyeri pada tangan dan punggung menjadi keluhan yang paling banyak di keluhkan.Â
Hal ini biasa disebut dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang biasa terjadi pada pergelangan tangan, punggung, lengan atas dan bawah, pinggang serta pergelangan kaki pada industry genteng.Â
Keluhan ini muncul diakibatkan sikap kerja tidak ahay ain membuat posisi bagian-bagian tubuh beraktivitas atau bergerak menjauhi posisi alamiah. Khususnya pada Pekerja bagian penurunan bahan, pencetakan dan pembakaran genteng memiliki postur kerja membungkuk yang berisiko mengalami keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs). (Tjahayuningtyas, 2019).
Selain keluhan nyeri pada tangan dan punggung beberapa pekerja memiliki keluahan adanya batuk dan sesak. Keluhan ini berkaitan dengan pekerjaan pada saat pembakaran atau pengangkutan serta kepatuhan menggunakan APD.Â
Saat pembakaran pekerja juga tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) masker. Sehingga risiko keluhan gangguan saluran pernafasan pada pekerja batu bata sangat tinggi. Pada pekerja yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun memiliki resiko untuk mengalami gejala ISPA yang lebih tinggi pada pekerja batu bata.Â
Hal ini didukung dengan mayoritas pekerja yang merokok sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pernafaasan pada pekerja. (Harnaldo Putra et al., 2017).