Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan utama bagi semua sektor industri di Indonesia agar dapat melindung pekerja.  Keselamatan   dan   Kesehatan   Kerja   (K3)   merupakan   hal   yang   penting   bagi perusahaan,  karena  dampak  kecelakaan  dan  penyakit  kerja  tidak  hanya  karyawan  yang  dirugikan,   tetapi   juga   perusahaan.Â
Program   keselamatan  dan  kesehatan  kerja  yang  dibuat  perusahaan  merupakan  upaya  untuk  mencegah  kecelakaan  atau  penyakit  akibat  kerja  dengan mengenali  potensi  terjadinya  dan  melakukan  tindakan  antisipastif. Â
Faktor kuat yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit terhadap buruh/pekerja yang selama ini bekerja di perusahaan adalah karena lemahnya penerapan standar K3 di perusahaan.Â
Dikalangan pekerja, banyak pekerja yang mengalami kecelakaan kerja akibat faktor perilaku tindakan tidak aman  (unsafe  action)  dalam bekerja,  penyebabnya  adalah  kurangnya  pengetahuan pekerja tentang K3. Untuk itulah, satu-satunya cara mengurangi kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan yang berdampak tidak baik pada buruh/pekerja dalam perusahaan adalah standar K3 harus dilaksanakan
Selain kecelakaan kerja perlu juga diperhatikan penyakit akibat kerja, untuk menghindari penyakit akibat kerja perlu diusahakan adanya perlindungan terhadap para pekerja, salah satunya dengan pemakaian alat--alat pelindung diri.Â
Pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu aspek saja dari keseluruhan usaha- usaha pencegahan timbulnya penyakit akibat kerja, begitu pula usaha pencegahan yang harus dilaksanakan pada para pekerja pembuat genteng yaitu dengan penggunaan alat pelindung diri agar terhindar dari bahaya penyakit akibat kerja
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja ini  tidak  hanya  berlaku  di  sector  industry seperti  manufaktur,  petambangan,  konstruksi, hal ini  juga  berlaku  di  sector  industry kecil seperti industry pembuatan genteng. Industri genteng merupakan salah satu industri primadona di Kabupaten Jember.Â
Perusahaan genteng adalah jenis Perusahaan pedesaan yang telah dikembangkan dan merupakan Perusahaan turun-temurun yang selama ini sudah membantu perekonomian Kabupaten Jember.
Salah satu industry pembuatan genteng yang ada di jember adalah UD Baru Muncul milik bapak Mohammad Sero Yusup. UD. Baru Muncul telah dibangun pada tahun 2000 yang beralokasikan di Dusun Krajan  RT.05 RW. 01 Desa. Sabrang Ambulu Jember dengan jenis usaha adalah mencetak genteng dengan bahan dasar tanah liat.Â
Tahapan kegiatan yang dilakukan UD. Baru Muncul adalah mencetak, menjemur dan proses pembakaran dengan menggunakan pembakaran "OVEN". Hasil wawancara dengan pemilik UD Baru Muncul adalah belum pernah ada kegiatan sosialisasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja khususnya pada industry pembuatan genteng.Â
Sehingga pemilik UKM tidak memiliki standar operasional prosedur dalam setiap aktifitas yang dilakukan pekerja, belum pernah dilakukan pelatihan tanggap darurat di tempat kerja dan alat pelindung diri serta tidak adanya serta P3K di tempat Kerja.
Selama ini apabila ada kecelakaan kerja ataupun penyakit yang dialami pekerja kegiatan pengobatan dilakukan di Puskesmas terdekat. Hal ini pastinya akan menambah beban bagi pemilik karena harus membantu pekerja dalam biaya pengobatan.Â
Dalam pemakaian alat pelindung diri (APD), para pekerja pembuat genteng masih cukup banyak yang enggan menggunakan dengan alasan ketidaknyamanan, mengganggu pekerjaan dan merasa tidak perlu menggunakan, sehingga hanya sedikit pekerja yang ditemui meng- gunakan alat pelindung diri.Â
Alat pelindung diri yang dipakaipun tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak memenuhi standar dan terkesan asal pakai saja. Pekerja pembuat genteng ini merupakan salah satu pekerjaan sektor informal, dimana orang-orang yang bekerja di sektor ini pengetahuan akan pentingnya alat pelindung diri masih kurang, dibanding dengan orang yang bekerja di sektor formal.
Melihat latar belakang tersebut team LPPM Universitas Muhammadiyah Jember bergerak untuk memberikan Pendidikan kesehatan pada kegiatan pengabdian masyarakat yang diharapkan pengetahuan dan penerapan kesehatan dan keselaatan kerja tidak hanya dilaksanakan pada industry besar tetapi juga industry kecil seperti industry genteng UD Genteng Baru Muncul.Â
Selain dilakukan kegiatan Pendidikan kesehatan pada pengabdian masyarakat ini kami juga melakukan identifikasi penyakit akibat kerja dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan wawancara bekaitan dengan keluhan yang muncul akibat kerja.
Keluhan berkaitan dengan kesehatan yang dialami pekerja di UD Baru Muncul lebih banyak mengarah kepada nyeri dimana nyeri pada tangan dan punggung menjadi keluhan yang paling banyak di keluhkan.Â
Hal ini biasa disebut dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang biasa terjadi pada pergelangan tangan, punggung, lengan atas dan bawah, pinggang serta pergelangan kaki pada industry genteng.Â
Keluhan ini muncul diakibatkan sikap kerja tidak ahay ain membuat posisi bagian-bagian tubuh beraktivitas atau bergerak menjauhi posisi alamiah. Khususnya pada Pekerja bagian penurunan bahan, pencetakan dan pembakaran genteng memiliki postur kerja membungkuk yang berisiko mengalami keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs). (Tjahayuningtyas, 2019).
Selain keluhan nyeri pada tangan dan punggung beberapa pekerja memiliki keluahan adanya batuk dan sesak. Keluhan ini berkaitan dengan pekerjaan pada saat pembakaran atau pengangkutan serta kepatuhan menggunakan APD.Â
Saat pembakaran pekerja juga tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) masker. Sehingga risiko keluhan gangguan saluran pernafasan pada pekerja batu bata sangat tinggi. Pada pekerja yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun memiliki resiko untuk mengalami gejala ISPA yang lebih tinggi pada pekerja batu bata.Â
Hal ini didukung dengan mayoritas pekerja yang merokok sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pernafaasan pada pekerja. (Harnaldo Putra et al., 2017).
Selain itu pada pekerja juga mengalami keluhan kelelahan akibat kepanasan dan haus berlebih. Lingkungan kerja terbuka dalam proses pembuatan genteng serta dekat dengan tungku pembakaran mendatangkan bahaya iklim kerja panas dan paparan radiasi matahari.Â
Proses pembakaran serta penjemuran genteng dapat menimbulkan dehidrasi dan heat stress karena proses ini menimbulkan panas selama berhari-hari (2).Â
Selain itu, sangat kurangnya persediaan air minum menambah parah kondisi ini. Kulit dari para pekerja terlihat tidak segar / keriput kemungkinan karena terpapar panas yang berlebih. Selama proses pembakaran ini pekerja harus terus melihat kondisi api agar tidak mati atau menjadi terlalu besar.Â
Paparan ini dapat menyebabkan gangguan pada mata dan ketidaknyamanan (discomfort felt) (3). ahay aini akan bertambah parah bila turun hujan, karena pekerja harus menutup tempat pembakaran padahal pekerja harus berada didalamnya untuk mengawasi proses pembakaran.(Wahyuni & dan Ekawati, 2016)
Dari hasil pre dan post tes menunjukan adanya peningkatan skor dari 15 pertanyaan yang kami ajukan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan.Â
Pemberian Pendidikan kesehatan pada pekerja berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja akan meningkatkan pengetahuan pekerja dalam hal pengetahuan berkiatan dengan K3, potensi bahaya, penyakit akibat kerja dan juga penggunaan APD.Â
Berdasarkan pengandian yang dilakukan oleh (Mindhayani, 2019) terdapat peningkatan 40 -- 73% peningkatan pengetahuan pada pekerja yang diberikan Pendidikan kesehatan berakaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja di industri kerupuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H