Mohon tunggu...
ginanjar indra kusuma nugraha
ginanjar indra kusuma nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Tiada Daya dan Upaya melainkan atas Izin Allah SWT..

Pemuda pekerja keras, jujur, mandiri, berusaha lurus dalam hidupnya, taat ama ortu, serta menghargai sesama..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menakar Eksistensi Industri Penerbitan dan Percetakan (Publisher) di Masa Pandemi Covid-19

12 November 2020   13:05 Diperbarui: 12 November 2020   13:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suggested Citation: 

Nugraha, G.I.K, Santosa, S.J, Rasyid, A, Firdaus, M.R. 2020. Menakar Eksistensi Industri Penerbitan dan Percetakan (Publisher) di Masa Pandemi Covid-19. 

Abstract: 

The Corona pandemic that continues to spread throughout the world not only affects the global economy, but has increasingly had a negative impact on the continuity of the printing industry in Indonesia. This situation was exacerbated by the weakening of the rupiah exchange rate againts the US dollar to close to rupiah 17,000.00 which automatically increased the price of paper. This situation also weakened people's purchasing (demand). Therefore, it needs attention from Central Government in making special policies by providing some kind of incentives, among others in terms of tax elimination and various other facilities so that the Printing Industry continues to exist. This study uses a qualitative approach in an effort to describe the phenomena currently being faced by the Printing and Publishing Industry in general, and UM Press in particular, in the Covid-19 Pandemic situation. Literature studies are used by the author by referring to articles and relevant scientific texts. The data collection method in this research by literature study or literature review through textbooks, articles in journals, and magazines, previous research results, and other sources of written data related to the information needed by researcher.

 

Keywords Corona pandemic, Printing industry, Purcashing (demand), Existence 

Abstrak: 

Pandemi Corona yang terus merebak di seluruh Dunia bukan hanya mempengaruhi perekonomian Global, namum makin menimbulkan dampak buruk bagi kelangsungan Industri Percetakan di Indonesia. Situasi ini makin diperparah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS hingga mendekati Rp 17.000,00 yang secara otomatis menaikkan harga kertas, situasi ini juga melemahkan daya beli masyarakat. Oleh karenanya, perlu perhatian dari Pemerintah Pusat dalam membuat kebijakan khusus dengan memberikan semacam insentif, antara lain dalam hal penghapusan pajak serta berbagai kemudahan lainnya agar Industri Percetakan tetap eksis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam upaya menggambarkan fenomena yang sedang dihadapi oleh Industri Percetakan dan Penerbitan di Tanah Air pada umumnya, dan UM Press pada khususnya, di tengah situasi Pandemi Covid-19. Studi literatur dipergunakan oleh Penulis dengan merujuk pada artikel-artikel dan naskah-naskah ilmiah yang relevan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka atau kajian literatur melalui buku teks, artikel dalam jurnal dan majalah, hasil penelitian terdahulu, serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Kata Kunci Pandemi corona, Industri percetakan, Daya beli, Eksis

Introduction

Tidak ada satu pun Negara di Dunia yang siap menghadapi badai Pandemi Covid-19. Bukan hanya sektor kesehatan yang terpukul, ekonomi di berbagai Negara juga didera masalah. Bank Dunia menggambarkan kondisi ekonomi Dunia tahun ini sebagai yang terburuk dalam 80 tahun terakhir. Dampak dari Covid-19 kian lama kian menggerogoti perekonomian, bahkan IMF menyatakan Dunia terancam resesi Global. Semua Negara merasakan imbasnya, tidak terkecuali Indonesia. Semakin parah dan semakin lama durasi dari Pandemi Covid-19, maka akan semakin rusak perekonomian. Para ahli ekonomi menyatakan, "Wabah Covid-19 jauh lebih merusak dibanding saat krisis moneter 1998 sekalipun, ini dikarenakan semua sektor terhenti". Berbeda dengan krisis 1998 dan 2008 yang lebih banyak memukul sisi pasokan, krisis ekonomi 2020 menghantam semuanya : supply and demand, pasokan barang serta jasa, dan daya beli masyarakat.

Sektor industri percetakan (printing) juga mengalami nasib yang tidak jauh berbeda, terpukul hebat terimbas Covid-19. Pelaku usaha printing dibuat porak poranda dengan keadaan diluar perkiraan (unpredictable), produksi terganggu, pemasukan (income) menipis, sampai cicilan mesin yang gagal bayar (bad debt). Beban pengeluaran cenderung tetap, akan tetapi tanpa pemasukan. Hal ini yang menyebabkan banyak dari para pelaku usaha printing mengalami tekanan dan kebangkrutan. Para Pengusaha digital printing, terutama supplier sudah merasakan langsung dampaknya sejak akhir Januari 2020, ketika Kota Wuhan di Cina dinyatakan lockdown. Mengingat banyak bahan baku dan mesin yang didatangkan dari Negara tersebut.

Mengutip dari yang disampaikan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia yang menyatakan bahwa begitu besar dampak Covid-19 terhadap Industri Percetakan Grafika, diantaranya:

Hampir seluruh percetakan di Indonesia pada saat ini mengalami penurunan omzet dan produksi yang lebih dari 70%

Di Bulan Maret, April hingga Juli 2020 merupakan Bulan-bulan jelang Tahun Ajaran baru, dimana seharusnya terjadi peningkatan produksi buku-buku Sekolah akan tetapi karena Pandemi, tidak adanya kejelasan pesanan dari Penerbit maupun Keputusan Pemerintah sehingga produksi mengalami penghentian. Pihak Sekolah maupun Instansi menunda keputusan pembelian buku atau pesanan barang cetakan karena menunggu instruksi lebih lanjut dari Pemerintah mengenai penggunaan dana yang kini dialihkan untuk penanggulangan Covid-19

Penjualan Retail mengalami penurunan drastis akibat tidak ada lagi pelanggan yang mampir ke tempat Percetakan karena pembatasan kegiatan usaha, sehingga banyak dari mereka banting setir sementara ini dengan memproduksi masker kain dan APD

Banyak Percetakan mengalami kesulitan keuangan akibat banyak pesanan yang sudah dikerjakan namun ditunda pembayarannya dan mengalami pembatalan. Ini banyak dirasakan UMKM-UMKM bidang Percetakan yang memproduksi undangan pernikahan, tetapi kemudian dibatalkan

Akibat kondisi yang tidak kondusif ini, banyak Percetakan yang mulai merumahkan karyawan tanpa gaji atau membayar separuh gaji, membuat jadwal masuk kerja secara bergiliran, bahkan memberhentikan karyawan yang berstatus harian. Belum berhenti sampai disitu, Industri Percetakan juga kesulitan memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Sejauh ini komponen impor di Industri Percetakan 7% - 12% tergantung file yang dicetak. Adapun impornya tergantung dari Cina sehingga pasokannya agak tersendat. Jimmy selaku Dewan Pertimbangan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia memaparkan asumsi perhitungan kerugian yang harus ditanggung Industri Percetakan per bulannya sebesar US$ 20 miliar sampai US$ 30 miliar per Bulan.

Kondisi perbukuan di Indonesia masih belum baik. Situasinya semakin mengkhawatirkan ketika Pandemi juga menghantam Industri Penerbitan yang merupakan ekosistem pada sektor ini. Pandemi memberikan kesadaran bahwa Industri Penerbitan di Indonesia belum memiliki ekosistem yang kuat, sehat, dan mapan, sehingga ketika dihantam krisis langsung limbung dan goyah. Salah satu dampak yang bisa dilihat secara langsung adalah menurunnya pengunjung toko buku. Selain itu, bagi Daerah yang menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Toko buku harus ditutup.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) tentang dampak Covid-19 terhadap Industri Perbukuan, didapatkan data bahwa sebagian besar anggota IKAPI mengalami penurunan penjualan akibat Covid-19. Di dalam survei tersebut, dijelaskan bahwa sebagaian besar merasakan dampak kerugian dari Covid-19. Lebih dari 50 % anggota IKAPI mengalami penurunan pendapatan selama Pandemi ini berlangsung. Penerbit-penerbit yang ada di Daerah sebagian besar mengandalkan pemesanan melalui Dinas atau Perpustakaan Daerah. Namun, selama Pandemi ini tidak ada pemesanan sama sekali. Belum lagi permasalahan pembajakan yang semakin marak di era digital.

Literature Review 

Pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit Corona Virus 2019 (Bahasa Inggris: Corona Virus Disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh Dunia. Penyakit ini disebabkan oleh Corona Virus jenis baru yang diberi nama SARS-Cov-2. Wabah Covid-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai Pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus Covid-19 telah dilaporkan dilebih dari 210 Negara dan Wilayah, mengakibatkan lebih dari 195.755 orang meninggal dunia dan lebih dari 781.109 orang sembuh.

Virus Sars-Cov-2 diduga menyebar diantara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang.

Penyakit Covid-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum diantaranya demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit pernapasan akut berat. Belum ditemukan vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan diantaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang dicurigai bahwa mereka terinfeksi.

Upaya untuk mencegah penyebaran virus termasuk pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan acara, serta penutupan fasilitas. Upaya ini termasuk karantina Hubei, karantina nasional di Italia dan di tempat lain di Eropa, serta pemberlakuan jam malam di Tiongkok dan Korea Selatan, berbagai penutupan perbatasan Negara atau pembatasan penumpang yang masuk, penapisan di Bandara dan Stasiun Kereta, serta informasi perjalanan mengenai Daerah dengan transmisi lokal.

Sekolah dan Universitas telah ditutup baik secara Nasional atau Lokal dilebih dari 124 Negara dan mempengaruhi lebih dari 1,2 miliar siswa. Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi Global, penundaan atau pembatalan acara olah raga dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang kekurangan persediaan barang yang mendorong pembelian panik. Mis informasi dan teori konspirasi tentang virus telah menyebar secara daring, dan telah terjadi insiden xenophobia dan rasisme terhadap orang Tiongkok dan orang-orang Asia Timur atau Asia Tenggara lainnya.

Methodology 

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam upaya menggambarkan fenomena yang sedang dihadapi oleh Industri Percetakan dan Penerbitan di Tanah Air pada umumnya, dan UM Press pada khususnya, di tengah situasi Pandemi Covid-19. Studi literatur dipergunakan oleh Penulis dengan merujuk pada artikel-artikel dan naskah-naskah ilmiah yang relevan.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dan rinci tentang operasionalisasi Industri Penerbitan dan Percetakan selama masa Pandemi, strategi yang digunakan Perusahaan, dan kebijakan-kebijakan strategis manajemen Perusahaan. Studi literatur dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain, dan bagaimana orang tersebut mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan penulis lakukan.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini lebih difokuskan pada Unit Bisnis Divisi Percetakan dan Penerbitan UM Press selama masa Pandemi Covid-19 sampai sekarang. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan berdasarkan penelusuran kepustakaan surat kabar, buku, hasil penelitian dari beberapa peneliti, internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai kondisi Perusahaan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2020 yaitu awal munculnya Covid-19 di Indonesia sampai bulan Agustus 2020. Penelitian yang dimaksud mencakup waktu semenjak peneliti intensif mengumpulkan data hingga pengolahan dan analisis data.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka atau kajian literatur melalui buku teks, artikel dalam jurnal dan majalah, hasil penelitian terdahulu, serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data yang digunakan diperoleh dari media komunikasi Universitas Negeri Malang Divisi Percetakan dan Penerbitan UM Press yang beralamatkan di komunikasi.um.ac.id 

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai dinamika dan prospek Industri Divisi Percetakan dan Penerbitan UM Press selama masa pandemi. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan dan berlangsung selama penelitian berlangsung. Reduksi data dilakukan dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu serta mengorganisasi data sedemikian rupa hingga dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan akhir.

Penyajian Data

Penyajian data dalam hal ini digambarkan dengan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk teks naratif berupa catatan lapangan.

Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci dan menggambarkan informasi yang akurat mengenai kebijakan yang telah dilakukan oleh Perusahaan.

Result 

Kilas Balik UM Press

UM Press (dahulu bernama Penerbit IKIP Malang) didirikan pada tahun 1989 oleh Drs. Murdibjono, M.A. (selaku Ketua Yayasan Penerbit IKIP Malang), Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M. (selaku Sekretaris Yayasan merangkap Direktur Utama), Drs. Sumadi, S.E., M.M. (selaku Bendahara), dan Dr. Nurhadi (selaku Pembantu Umum). Pada awal pendiriannya, Penerbit IKIP Malang mengalami banyak kendala, mulai dari modal hingga pemasaran. Modal sebagai sesuatu yang paling esensial dalam membangun usaha, merupakan hal yang sulit diperoleh karena keterbatasan yang dimiliki Lembaga sehingga Pengelola mencari kiat dengan meminjam dana dan menggunakan modal pribadi Pengelola. Hal itulah yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa Penerbit IKIP Malang berdiri dalam bentuk Yayasan. Selain modal, kendala lain adalah pemasaran. Masalah itu berlangsung hingga Penerbit IKIP Malang yang awalnya belum terkenal di dunia perbukuan nasional berhasil mendobrak pasar dengan cara menjadi buku paket wajib untuk SMP.

Penerbit IKIP Malang adalah satu-satunya Penerbit di bawah bendera Perguruan Tinggi yang berkiprah di perbukuan Nasional pada 1990-an. Memang ada Perguruan Tinggi lain yang juga memiliki Penerbit, tetapi mereka hanya menjadi Penerbit lokal dalam artian menerbitkan buku untuk civitasnya sendiri. Berbeda dengan Penerbit IKIP Malang yang telah menerbitkan buku berskala Nasional yang dikonsumsi siswa SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan masyarakat umum.

Penerbit IKIP Malang resmi mengubah namanya menjadi UM Press sejak Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang bertransformasi menjadi Universitas Negeri Malang (UM) pada 1999. Kini, UM Press sedang dalam masa transisi atas pelimpahan tanggung jawab dari Yayasan ke Lembaga UM. Resettle sudah diminta sejak sepuluh tahun yang lalu, Namun, UM tidak punya landasan untuk mewadahi pelimpahan tanggung jawab tersebut karena Perguruan Tinggi memang tidak boleh membentuk badan semacam itu. Bambang menyatakan bahwa aset-aset itu layak untuk dihibahkan karena kualitasnya yang baik dan pegawai-pegawainya yang sangat profesional.

Sejak 17 Agustus 1999, seluruh aset UM Press telah resmi dihibahkan kepada Lembaga UM. Kemudian UM menunjuk Pusat Bisnis UM untuk menjadi kepanjangan tangan UM dalam pengelolaan seluruh bisnis yang ada di UM. Dengan demikian, masa transisi selama 3 bulan itu akan dimanfaatkan oleh Manajemen Lama untuk menyelesaikan risiko-risiko bisnis yang dikhawatirkan akan membebani Manajemen Baru yang berada langsung di bawah supervisi WR IV.

Manajemen lama berasumsi bahwa hal itu merupakan saat yang tepat untuk melimpahkan tanggung jawab atas UM Press sebab semua asetnya bernilai positif. UM Press terus bernilai surplus dari waktu ke waktu. Yayasan telah membangun Penerbit IKIP Malang dari nol hingga berubah menjadi UM Press yang memenuhi kriteria profesional. Jadi, sekarang sudah menjadi tanggungan Lembaga UM untuk mengembangkannya lebih jauh lagi.

UM Press memiliki peranan penting bagi pihak Universitas karena banyak sekali kontribusi yang telah diberikan. UM Press pernah memperkenalkan UM sebagai Penerbit yang berprestasi karena kontribusinya dalam pengembangan Perbukuan Indonesia dan berhasil memperoleh piala penghargaan dengan susah payah. Dengan demikian, nama UM (pada saat itu IKIP Malang) tersebar dengan sendirinya ke berbagai tempat yang secara otomatis bisa mempromosikan UM di kancah Nasional. Lebih dari itu, UM Press selalu menyerahkan presentasi keuntungan sebagai tambahan untuk dana masyarakat dan turut menaikkan akreditasi calon Guru-guru Besar dengan menyebarkan tulisan-tulisannya.

Disamping memberikan kontribusi untuk Universitas, UM Press juga berperan penting bagi beberapa Badan di tingkat Provinsi dengan menjadi Dewan Pembina, yakni di Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI). Hal tersebut turut membuktikan bahwa UM Press ikut berperan serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan Bangsa karena buku adalah jendela pengetahuan.

Sayangnya, ketidakterkaitan langsung pada masa dahulu dengan kelembagaan sehingga tidak banyak civitas UM yang tahu tentang prestasi UM Press. Selama ini WR II sebagai Pembina Harian dan Rektor sebagai Pembina. Keduanya adalah tempat untuk mempertanggungjawabkan laporan-laporan terkait Penerbit dan Percetakan.

Industri Percetakan dan Penerbitan di Tengah Wabah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang terus berlangsung membuat banyak bisnis gulung tikar, terutama mereka yang terjun di bidang usaha pariwisata dan kuliner, tidak terkecuali dengan bisnis percetakan dan penerbitan. Pandemi tidak pandang bulu dalam menghantam sebuah usaha, mulai dari bisnis keluarga sampai yang bernilai miliaran.

Perbincangan di media sosial Twitter menyebutkan bahwa banyak Penerbit sedang berjuang keras untuk meningkatkan penjualan secara online akibat toko fisik yang terpaksa tutup demi keselamatan dan keamanan, sehingga penjualan buku berkurang drastis, ditambah dengan banyaknya pasokan buku bajakan dalam bentuk PDF. Hal ini mengakibatkan banyak tanggal peluncuran buku yang ditunda dan Penerbit mayoritas memprioritaskan untuk menerbitkan buku digital terlebih dahulu.

Hasil survei Ikatan Penerbit Indonesia di 100 Perusahaan Penerbitan Buku menyebutkan bahwa selama masa pembatasan sosial akibat Pandemi Covid-19 sebanyak 58,2% Penerbit mengalami penurunan penjualan lebih dari 50%. Sedangkan 29,6% Penerbit lainnya mengalami penurunan penjualan 31-50 %, 8,2% Penerbit mengalami penurunan 10-30%, dan hanya 4,1% Penerbit yang penjualannya stabil seperti hari-hari biasa. Meskipun penjualan buku konvensional makin lesu, namun penjualan buku melalui platform daring justru berpeluang ditingkatkan.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat mengatakan bahwa pengalihan format buku konvensional menjadi digital diharapkan bisa menjadi alternatif mendongkrak bisnis Penerbit. Namun kendalanya, tidak semua Penerbit memiliki toko buku daring atau bekerja sama dengan toko daring/laman pemasaran lain. Kendala berikutnya yang perlu diwaspadai adalah aneka bentuk pembajakan, baik di ranah dunia maya maupun pasar fisik. Situasi lesunya penjualan buku tidak hanya dialami di Indonesia, sejumlah Penerbit dan Organisasi bidang Perbukuan Dunia juga mengalaminya.

International Publishers Association (IPA), International Authors Forum (IAF), European and International Booksellers Federation (EIBF), International Federation of Reproduction Rights Organisations (IFRRO), dan Organisasi Penerbit Buku Sains, Teknologi, dan Medis (STM) mendesak Negara-negara di Dunia untuk menghargai, mendukung, dan menggelorakan pentingnya buku. Ajakan untuk membaca buku juga diungkapkan oleh Presiden RI Joko Widodo melalui akun instagramnya. Tidak berhenti sampai disitu, Pemerintah menetapkan setiap tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional dengan harapan minat baca dan literasi masyarakat semakin meningkat.

Di Negara-negara lain, Pemerintahnya memberikan stimulus dana bagi Penerbit. Misalnya di Republik Ceko, Inggris, Irlandia, Pemerintahnya membeli buku-buku e-book dari Penerbit melalui Perpustakaan Negara, supaya bisa dibaca gratis bagi masyarakatnya, atau juga keringanan pajak.

Strategi Bisnis UM Press di Tengah Wabah Pandemi Covid-19

Situasi Pandemi seperti sekarang, menjadi momen bagi UM Press untuk meningkatkan literasi. Dengan adanya larangan bepergian, orang-orang bisa membaca buku dengan format e-book dan audio book. Dengan kata lain, UM Press perlu mengintensifkan konversi buku cetak ke online.

Jalan lainnya, jika UM Press sudah siap dengan sistem e-commerce, mungkin bisa sedikit membantu penjualan di masa krisis seperti sekarang. Akan tetapi memang perlu juga buku fisik mengingat masyarakat Indonesia yang belum terbiasa membaca e-book dan audio book, ditambah lagi tidak semua Daerah mendapatkan akses internet.

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan yaitu melakukan kaji ulang anggaran dan menjaga kesehatan cashflow. Finansial bisnis merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan terutama dalam kondisi seperti ini. Keuangan yang dikelola dengan tidak baik dan hati-hati bisa berisiko pada kelangsungan bisnis UM Press. Anggaran merupakan gambaran budget suatu bisnis yang penting untuk dilakukan, baik untuk mengevaluasi hasil kerja maupun membuat perencanaan dan target untuk periode atau tahun selanjutnya. Dalam situasi seperti ini, UM Press harus bijak dalam mengambil keputusan. Apakah ada anggaran yang bisa dipangkas untuk memotong pengeluaran. UM Press harus dapat memastikan setiap transaksi terbukukan dengan baik dan rapi agar cashflow tetap seimbang.

Tetap menjalin komunikasi dengan baik kepada pelanggan juga merupakan cara jitu untuk mempertahankan trust dan loyalitas pelanggan yang sudah ada. Customer relationship merupakan strategi yang bisa dilakukan UM Press dengan memberikan pelayanan yang excellant, pelanggan akan merasa diistimewakan dan tidak menutup kemungkinan untuk mengulangi kembali bertransaksi, sekaligus senjata ampuh yang menguntungkan bagi UM Press karena direkomendasikan ke pelanggan baru tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar dalam melakukan promosi.  

Dalam berbisnis, prinsip kehati-hatian dan peka terhadap kondisi yang terjadi di sekitar menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga eksistensi. Strategi dan langkah bisnis yang tepat oleh Manajemen UM Press akan mengarahkan haluan Bisnis ini di masa depan, apakah perlu melakukan diversifikasi produk, kolaborasi dengan Percetakan lainnya, atau bila perlu melakukan take over untuk memperkuat bisnis yang sudah ada. Komunikasi diantara berbagai level Manajemen perlu dipelihara dengan baik dan mesra, agar Visi Misi yang sudah disepakati dapat terwujud.

Dunia bisnis penuh dengan ketidakpastian dan goncangan, wajar jika segala sesuatu yang sudah direncanakan dengan penuh perhitungan, bisa saja berubah drastis dan tidak dapat diprediksi (unpredictable) seperti kondisi Pandemi Covid-19 sekarang ini. Dengan demikian, dukungan dari jajaran Lembaga UM senantiasa diperlukan agar prinsip check and balance berjalan sebagaimana mestinya.

Conclusion 

Kesimpulan dan rekomendasi yang bisa diperoleh adalah UM Press perlu mengintensifkan konversi buku cetak ke online; UM Press harus sudah siap dengan sistem e-commerce untuk membantu penjualan di masa krisis seperti sekarang, dengan tidak meninggalkan cetak buku fisik mengingat masyarakat Indonesia yang belum terbiasa membaca e-book dan audio book; Dalam situasi seperti ini, UM Press harus bijak dalam mengambil keputusan. Apakah ada anggaran yang bisa dipangkas untuk memotong pengeluaran. UM Press harus dapat memastikan setiap transaksi terbukukan dengan baik dan rapi agar cashflow tetap seimbang; Customer relationship merupakan strategi yang bisa dilakukan UM Press dengan memberikan pelayanan yang excellant (pra dan pasca transaksi penjualan); Prinsip kehati-hatian dan peka terhadap kondisi yang terjadi di sekitar menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga eksistensi. Strategi dan langkah bisnis yang tepat oleh Manajemen UM Press akan mengarahkan haluan Bisnis ini di masa depan; Dukungan dari jajaran Lembaga UM senantiasa diperlukan agar prinsip check and balance berjalan sebagaimana mestinya.

References 

Printgraphicmagz. (accessed Juli 22, 2020).

Kabar 24. (accessed Juli 22, 2020).

Republika. (accessed Juli 22, 2020). 

Berita Satu. (accessed Juli 22, 2020).

Komunikasi UM. (accessed Juli 22, 2020).

Wikipedia. (accessed Juli 22, 2020).

Kompasiana. (accessed Juli 22, 2020).

Kompas. (accessed Juli 22, 2020).

Kompas.(accessed Juli 22, 2020).

Sirclo. (accessed Juli 22, 2020).

Analisa Daily. (accessed Juli 22, 2020). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun