Mohon tunggu...
ginanjar indra kusuma nugraha
ginanjar indra kusuma nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Tiada Daya dan Upaya melainkan atas Izin Allah SWT..

Pemuda pekerja keras, jujur, mandiri, berusaha lurus dalam hidupnya, taat ama ortu, serta menghargai sesama..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menakar Eksistensi Industri Penerbitan dan Percetakan (Publisher) di Masa Pandemi Covid-19

12 November 2020   13:05 Diperbarui: 12 November 2020   13:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kilas Balik UM Press

UM Press (dahulu bernama Penerbit IKIP Malang) didirikan pada tahun 1989 oleh Drs. Murdibjono, M.A. (selaku Ketua Yayasan Penerbit IKIP Malang), Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M. (selaku Sekretaris Yayasan merangkap Direktur Utama), Drs. Sumadi, S.E., M.M. (selaku Bendahara), dan Dr. Nurhadi (selaku Pembantu Umum). Pada awal pendiriannya, Penerbit IKIP Malang mengalami banyak kendala, mulai dari modal hingga pemasaran. Modal sebagai sesuatu yang paling esensial dalam membangun usaha, merupakan hal yang sulit diperoleh karena keterbatasan yang dimiliki Lembaga sehingga Pengelola mencari kiat dengan meminjam dana dan menggunakan modal pribadi Pengelola. Hal itulah yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa Penerbit IKIP Malang berdiri dalam bentuk Yayasan. Selain modal, kendala lain adalah pemasaran. Masalah itu berlangsung hingga Penerbit IKIP Malang yang awalnya belum terkenal di dunia perbukuan nasional berhasil mendobrak pasar dengan cara menjadi buku paket wajib untuk SMP.

Penerbit IKIP Malang adalah satu-satunya Penerbit di bawah bendera Perguruan Tinggi yang berkiprah di perbukuan Nasional pada 1990-an. Memang ada Perguruan Tinggi lain yang juga memiliki Penerbit, tetapi mereka hanya menjadi Penerbit lokal dalam artian menerbitkan buku untuk civitasnya sendiri. Berbeda dengan Penerbit IKIP Malang yang telah menerbitkan buku berskala Nasional yang dikonsumsi siswa SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan masyarakat umum.

Penerbit IKIP Malang resmi mengubah namanya menjadi UM Press sejak Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang bertransformasi menjadi Universitas Negeri Malang (UM) pada 1999. Kini, UM Press sedang dalam masa transisi atas pelimpahan tanggung jawab dari Yayasan ke Lembaga UM. Resettle sudah diminta sejak sepuluh tahun yang lalu, Namun, UM tidak punya landasan untuk mewadahi pelimpahan tanggung jawab tersebut karena Perguruan Tinggi memang tidak boleh membentuk badan semacam itu. Bambang menyatakan bahwa aset-aset itu layak untuk dihibahkan karena kualitasnya yang baik dan pegawai-pegawainya yang sangat profesional.

Sejak 17 Agustus 1999, seluruh aset UM Press telah resmi dihibahkan kepada Lembaga UM. Kemudian UM menunjuk Pusat Bisnis UM untuk menjadi kepanjangan tangan UM dalam pengelolaan seluruh bisnis yang ada di UM. Dengan demikian, masa transisi selama 3 bulan itu akan dimanfaatkan oleh Manajemen Lama untuk menyelesaikan risiko-risiko bisnis yang dikhawatirkan akan membebani Manajemen Baru yang berada langsung di bawah supervisi WR IV.

Manajemen lama berasumsi bahwa hal itu merupakan saat yang tepat untuk melimpahkan tanggung jawab atas UM Press sebab semua asetnya bernilai positif. UM Press terus bernilai surplus dari waktu ke waktu. Yayasan telah membangun Penerbit IKIP Malang dari nol hingga berubah menjadi UM Press yang memenuhi kriteria profesional. Jadi, sekarang sudah menjadi tanggungan Lembaga UM untuk mengembangkannya lebih jauh lagi.

UM Press memiliki peranan penting bagi pihak Universitas karena banyak sekali kontribusi yang telah diberikan. UM Press pernah memperkenalkan UM sebagai Penerbit yang berprestasi karena kontribusinya dalam pengembangan Perbukuan Indonesia dan berhasil memperoleh piala penghargaan dengan susah payah. Dengan demikian, nama UM (pada saat itu IKIP Malang) tersebar dengan sendirinya ke berbagai tempat yang secara otomatis bisa mempromosikan UM di kancah Nasional. Lebih dari itu, UM Press selalu menyerahkan presentasi keuntungan sebagai tambahan untuk dana masyarakat dan turut menaikkan akreditasi calon Guru-guru Besar dengan menyebarkan tulisan-tulisannya.

Disamping memberikan kontribusi untuk Universitas, UM Press juga berperan penting bagi beberapa Badan di tingkat Provinsi dengan menjadi Dewan Pembina, yakni di Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI). Hal tersebut turut membuktikan bahwa UM Press ikut berperan serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan Bangsa karena buku adalah jendela pengetahuan.

Sayangnya, ketidakterkaitan langsung pada masa dahulu dengan kelembagaan sehingga tidak banyak civitas UM yang tahu tentang prestasi UM Press. Selama ini WR II sebagai Pembina Harian dan Rektor sebagai Pembina. Keduanya adalah tempat untuk mempertanggungjawabkan laporan-laporan terkait Penerbit dan Percetakan.

Industri Percetakan dan Penerbitan di Tengah Wabah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang terus berlangsung membuat banyak bisnis gulung tikar, terutama mereka yang terjun di bidang usaha pariwisata dan kuliner, tidak terkecuali dengan bisnis percetakan dan penerbitan. Pandemi tidak pandang bulu dalam menghantam sebuah usaha, mulai dari bisnis keluarga sampai yang bernilai miliaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun