"Tidak kok ka, hubungan kami tidak sejauh itu kita hanya dekat sebagai teman saja" kataku
"Kamu tahu tidak tiap kita kumpul kamu selalu saja dibahas Azka padahal tak ada sangkut pautnya denganmu" jelas ka Rehan
"Dan satu lagi, dia selalu repost snapgram kamu tapi tidak pernah repost kalau snapgram kita. Aneh kan?" Sambung ka Via
Aku terdiam, kenapa Azka bersikap seperti itu. Memang Rayen sering mengatakan bahwa Azka mempunyai perasaan lebih untukku tapi aku tak percaya, aku hanya beranggapan bahwa Rayen tak suka aku berteman dengan Azka. Tapi setelah mendengarnya dari sudut pandang lain aku mulai khawatir, aku takut jika benar Azka menyukaiku.
"Na, ayo cepat keburu gelap" panggil Azka dari depan pintu kelas. Setelah rapat Azka menungguku diluar sembari menyebat dan mengobrol dengan beberapa teman seangkatan
"Aku duluan ya" pamitku
Aku mengikuti langkah Azka dan memperhatikannya dari belakang, aku takut menyakiti perasaan Azka. Selama perjalanan, Azka selalu mengingatkan bahwa sudah waktunya aku menerima orang lain tapi aku masih nyaman dengan posisiku saat ini.
Esoknya aku menjauhi Azka, aku tak mau pertemanan kami rusak karena hal perasaan. Aku ingin menstabilkan keadaan. Selepas kuliah aku hanya ke Sekretariatan dan menghabiskan waktu bersama mereka dan pulang sebelum Azka datang.
Dan itu berjalan selama seminggu, dan selama seminggu itu aku semakin dekat dengan Alanta. Richard menghilang setelah beberapa kali meihat aku bersama Alanta, sialnya kami satu fakultas. Tapi Azka masih tak mengetahui kedekatan kami.
Mendekati hari kegiatan Azka mengajakku makan siang di kantin belakang kempus.
"Azka, aku sudah memutuskan bahwa aku akan menerima seseorang"