Setiap hari ia dan adik-adik mentornya yang semuanya perempuan sering nongkrong di kos-kosan salah satu anggota mentornya, dan pulang sampai larut lalu mengantar pulang gadis yang telah berhasil menarik perhatiannya itu. Lalu, aku menampar Rayen dan esoknya aku mabuk-mabukan dengan Putri dan teman-teman SMA-ku.Â
Aku menangis sampai subuh, paginya aku memutuskan Rayen. Dan setelah itu aku bahkan masih mengemis untuk mencoba mempertahankan, Tapi, Rayen tetap memilih pergi. Bodoh bukan? Setiap malam aku menangis, ia adalah cinta pertamaku dan hubungan kami sudah berjalan dua tahun.
Hampir setiap malam Azka menemaniku menangis. Dia mengajaku bersenang-senang kemanapun yang aku mau.
"Na, sudah mendingan? Jangan ingat-ingat lagi yah sekarang kamu harus lebih banyak tertawa"
Aku merasa lebih baik ketika Azka membawaku jalan-jalan.
Aku dekat dengan dua laki-laki, yang pertama adalah Richard anak dari seni musik yang adalah teman sementorku sewaktu ospek. Wajahnya setengah bule, kulitnya putih, dan tentunya sangat pandai       memainkan hampir seluruh alat musik.Â
Yang kedua, Alanta dia adalah ketua himaju di jurusanku. Alanta punya dua lesung pipit, dia hitam manis, cerdas dan yang kutahu ia cukup digilai kaum hawa. Aku tak jujur pada Azka, Azka hanya tahu aku dekat dengan Richard karena Azka juga aktif di lembaga jurusan.
Aku sibuk mengurus kegiatan di kampus, setelah putus dari Rayen aku aktif di HIMAJU dan perlahan melupakan Rayen.
Setelah rapat banyak kakak tingkat yang ingin lebih dekat denganku, dan kami menjadi akrab
"Na, ini jawab jujur yah?" kata ka Mawar dan aku hanya mengangguk dengan wajah kebingungan
"Kamu pacarana yah sama Azka?" sambar ka Rehan, jelas aku hanya tertawa