Jika dikalikan 30 hari (karena toko buka setiap hari), maka setidaknya dalam sebulan mereka bisa mendapatkan Rp 6.000.000. Angka yang cukup tinggi bukan hanya dengan mengandalkan menjaga lahan parkir saja?
TUKANG PARKIR YANG SEBENARNYA TAK DIPERLUKAN
Memang apa sih tugas tukang parkir (liar) itu? Apa mereka sekadar menjaga kendaraan kita saja?
Sebenarnya jika tugasnya benar-benar dijalankan dengan baik, tentu tidak masalah kita mengeluarkan beberapa ribu rupiah sebagai upah kepada yang jaga. Masalahnya, yang terjadi di lapangan justru sebaliknya di mana mereka hanya asal-asalan menjaga dan lebih sering membuat pengguna kendaraan risih.
Bayangkan saja, untuk ke minimarket dan ATM yang waktunya saja sebentar saja tak sampai 5 menit, kita harus merogoh kocek ribuan rupiah.
Oke kalau hanya ke satu tempat, belum lagi kita mau ke warung makan, fotokopi, dan tempat-tempat lainnya, haru mengeluarkan uang lagi hanya untuk waktu singkat dan tak jelas ke mana uang yang kita bayarkan.
Belum lagi sikap tukang parkir itu yang ketika kita datang justru tidak ada di tempat, tapi ketika kita pergi malah langsung tiba-tiba datang seperti hantu.Â
Kelihatan sekali kan bahwa hanya uang yang dicari, sementara tugas utama tidak dijalankan.
Bahkan sampai ada pepatah "Uang 2 ribu nggak akan bikin miskin". Ya iya memang tidak akan membuat miskin, tapi kan bisa bikin mereka kaya. Nggak sedikit lho tukang parkir yang punya kendaraan pribadi hingga yang beroda empat, bahkan ada juga yang sampai menunaikan ibadah umroh.Â
PENGARUHNYA KEPADA PELAKU USAHA
Keberadaan tukang parkir yang tidak diinginkan ini memberi pengaruh langsung terhadap keberlangsungannya sebuah usaha, baik itu usaha besar, menengah, hingga kecil.
Saya sendiri saja jika ingin ke minimarket pasti lebih memilih datang ke tempat yang tidak ada tukang parkirnya meskipun jaraknya lebih jauh.