Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bukan Sekadar Mendua

21 Januari 2024   20:30 Diperbarui: 23 Januari 2024   19:30 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Herworld Indonesia

Di klub malam itu Reno duduk bersama seorang perempuan muda, mungkin usianya terpaut sekitar 5 tahunan. Keduanya terlibat dalam percakapan sederhana hangat, memberi tanda kuat bahwa bukan kali ini saja mereka telah bertemu.

Gelas masing-masing yang terisi bir perlahan mulai berkurang volumenya. Namun percayalah, mereka tidak mabuk dan masih dalam keadaan sadar.

Maka saat kedua bibir itu bertemu dalam hitungan detik yang singkat, Reno tahu bahwa dirinya mulai melewati batas. Perempuan muda itu sempat salah tingkah menerima ciuman pertama antar keduanya. Selanjutnya mereka tertawa, seakan ciuman itu tak terjadi dan tak perlu lagi dibahas.

Tak jauh dari sana ada perempuan berusia kepala tiga menatap Reno dengan tatapan tak menyenangkan. Ternyata dugaannya benar bahwa suaminya telah bermain api di belakangnya. Empat tahun usia pernikahan mereka rasanya menjadi tak berarti saat ia tahu fakta pahit ini.

"Aku bilang juga apa, nggak ada alasan lagi untuk kamu mempertahankan rumah tangga ini," kata seorang laki-laki yang ada di sampingnya sejak awal datang ke sini.

***

Matahari sempurna tenggelam di ufuk Barat. Tak ada lagi kilau senja yang biasa menghangatkan perasaan Amanda ketika menunggu suaminya pulang. Masa-masa awal pernikahan yang begitu manis sempat lewat beberapa saat dalam pikirannya, tapi realita yang tak seindah dulu itu bergerak cepat menyadarkan.

Reno akhirnya datang dengan kemeja yang sedikit berantakan, mungkin karena kelelahan bekerja di kantor. Sang istri sudah menunggunya di ruang tamu dengan tatapan tak menyenangkan. Reno mulai mengerti bahwa ada hal yang tak beres terjadi dalam rumah tangga mereka.

Amplop coklat ukuran A4 yang ada di tengah meja membuatnya penasaran. Reno meraihnya sebelum melakukan transaksi kata-kata dengan sang istri, lalu beberapa lembar kertas HVS itu jadi sesuatu yang cukup mengagetkan.

"Aku mengajukan permohonan perceraian. Itu beberapa dokumen yang harus kamu baca dan tandatangani," kata Amanda saat Reno duduk di dekatnya meski mata itu masih fokus pada lembaran kertas tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun