Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Serial "Boys Love", Sesuatu yang Ditentang Namun Juga Banyak Diminati

6 September 2023   23:37 Diperbarui: 6 September 2023   23:39 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer yang selama ini membaca artikel saya pasti tahu bahwa tulisan yang saya buat biasanya tak lepas dari ulasan film/serial, fiksi cerita pendek, ataupun soal isu-isu terkini yang sedang hangat.

Menjadi seseorang yang sering menonton fiksi, tentunya banyak sekali cerita yang telah saya tonton. Entah itu cerita romansa, horor, aksi, sampai komedi sekalipun. Namun ada hal lain yang ingin saya bahas di sini. Bukan soal jenis filmnya, melainkan jenis romansa yang ada di dalamnya.

Tentu selama ini jika mengaitkan soal cerita romantis, pasti yang terbayang tokoh seperti Romeo-Juliet, Dilan-Milea, Edward Cullen-Bella Swan, dan masih banyak lagi couple yang jadi kiblat para pencinta film.

Namun belakangan ini genre bxb atau boys x boys yang mana menampilkan romansa "sejenis" antar laki-laki, menjadi hal yang sedang naik daun dan tak kalah populer dengan genre biasa. Indonesia sendiri memang sangat jarang menyisipkan bagian seperti ini, tidak seperti negara lain seperti Thailand, Taiwan, Philipines, Amerika, juga Korea yang lebih terang-terangan.

Image by Wolipop
Image by Wolipop

Boys x boys atau yang biasa lebih dikenal dengan Boy's Love (BL) ini menjadi hal "lumrah" bagi beberapa negara sehingga dibuatlah sebuah serial atau film yang mana memang tema utamanya memfokuskan pada cerita boys x boys tadi. Tak jarang pula bahwa popularitas dari tema seperti ini bisa melonjak dan semakin dikenal oleh masyarakat dunia.

Maka tak heran juga bahwa beberapa film atau serial luar dengan berbagai genre menyisipkan bagian "BL" di ceritanya, entah itu akan mempengaruhi jalan cerita utama ataupun tidak. Semula saya memang agak shock mendapati adegan seperti itu. Tapi lama kelamaan karena terbiasa, saya menganggap sebagai angin lalu yang jadi bumbu lain dalam film/serial yang sedang saya ikuti. 

Di tulisan ini pula lah saya ingin membahas lebih lanjut soal fenomena BL ini yang (bisa dikatakan) booming di negara kita sendiri, padahal di satu sisi hal berbau LGBT+ ini tak jarang ditentang oleh bagian masyarakat lainnya.

Disclaimer ya bahwa tulisan ini pun sedikit banyak akan membahas tentang LGBT+ khususnya boys x boys meski hanya dalam batas yang fiksi. Kebijakan pembaca sangat diperlukan untuk kenyamanan masing-masing.

BANYAKNYA PENGGEMAR HINGGA FENOMENA AU

Cerita BL baik dalam film ataupun serial biasanya banyak ditemukan di produksi film Asia hingga Amerika. Namun yang saya rasakan BL Thailand lah yang lebih populer di sini. Saya menyimpulkan seperti ini karena memang sering menonton produksi film Thailand yang mana tak jarang menyisipkan cerita BL meski apa yang saya tonton sebenarnya adalah genre romansa biasa.

Ternyata tidak sampai sana saja. Film/serial BL bisa berdiri sendiri tanpa perlu menumpang di cerita lain. Banyak yang kemudian dibuat dengan dua tokoh utama laki-laki yang kemudian saling suka satu sama lain dalam satu judul. Malahan romansa biasa antara laki-laki dan perempuan lah yang jadi "tamu" dan bukan menjadi sorotan utama.

Thailand sendiri memang dikenal dengan gender-nya yang banyak. Hal ini menjadi salah satu faktor kenapa film dan serial BL bisa laris di pasaran karena memang di sana pun dianggap wajar.

Sebenarnya tak hanya Thailand saja kok. Negara lain seperti Philipines, Amerika, bahkan Korea sekalipun punya cerita fiksi dengan tema boys x boys seperti ini. Di Netflix saja yang bisa dikatakan sebagai salah satu aplikasi streaming favorit, mudah menemukan BL dari berbagai negara yang bisa ditonton secara resmi.

Keberadaan BL tak akan berkembang jika tak ada penggemar. Dengan maraknya cerita bxb seperti ini, mengundang ketertarikan tersendiri entah itu dari sesama laki-laki ataupun perempuan sekalipun.

Image by Beebom
Image by Beebom

Sosial media twitter menjadi salah satu wadah untuk menuangkan rasa ketertarikan ini. Hadirnya AU (alternate universe) atau yang biasa disebut juga dengan Fan Fiction, memberi supply bagi penggemar BL untuk melihat sisi atau cerita lain dari couple favoritnya terlepas dari serial/film yang sedang dibintangi.

Saya memiliki salah satu teman dekat perempuan yang bahkan posisinya pun sudah menikah. Ketika bertemu beberapa bulan lalu (karena kami pun jarang bertemu), ia bercerita ternyata kini menjadi penulis AU di Twitter (dengan nama samaran) yang mana genre yang dibawa adalah bxb seperti yang sedang dibahas ini. Katanya, cerita bxb lebih menjual untuk menarik minat pembaca.

Karakter yang teman saya gunakan bukanlah dari film/serial BL yang sedang naik daun, melainkan dari boyband Korea Selatan yang punya banyak penggemar. Ia membuat dua member dari BB itu sebagai tokoh utama yang punya kisah romansa tersendiri. Yang lebih mengejutkan adalah karya teman saya itu telah diretweet oleh ribuan orang, dan jumlah pembacanya pun sampai puluhan ribu.

Hal ini menjadi bukti bahwa meski Indonesia sendiri punya aturan kuat tentang hubungan sesama jenis (bxb khususnya), ternyata jika diubah atas dasar fiksi (entah film, serial, sampai AU), akan punya penggemar banyak yang membuat BL ini jadi terus dikenal dan populer.

KAPAL YANG BERLAYAR ANTAR PEMAIN

Menjodoh-jodohkan pemain utama pada serial BL seringkali disebut dengan "Kapal/Ship" yang mana artinya si penggemar ikut menjodohkannya di dunia nyata, tidak hanya pada proyek aktornya saja.

Sebut saja Bright-Win yang bisa dikatakan sebagai couple BL dengan penumpang kapal yang banyak. Awalnya saya tahu mereka dalam serial F4 Thailand, tapi ternyata keduanya pernah ada di satu judul serial yang sama namun menjadi couple, yaitu 2gether The Series yang telah memiliki 2 season dan 1 film.

Tak hanya terbatas pada Bright-Win saja, kapal-kapal BL ini pun berlayar dari aktor lain seperti Ohm-Nanon, Jimmy-Sea, Earth-Mix, dan masih banyak yang lain. Saya bisa tahu kapal-kapal tersebut karena akhir tahun lalu pernah menonton proyek produksi GMMTV yang akan tayang di tahun 2023, bahkan saya menulis ulasannya di sini:

GMMTV Part 1
GMMTV Part 2

Image by smallscreen
Image by smallscreen

GMMTV memang menjadi salah satu rumah produksi yang cukup besar di Thailand dengan sebagian hasil film/serialnya berupa BL. Jadi saya sedikit banyak tahu aktor-aktor mana saja yang biasanya punya spesialis genre bxb.

Beranjak ke negara lain misalnya, di Taiwan ada film berjudul Your Name Engraved Herein yang dibintangi oleh Chen Hao Sen dan Tseng Jing Hua. Film ini memang sedih karena mengambil latar tahun 1987 di mana hubungan sesama jenis belum legal di sana pada waktu tersebut, dan kedua tokoh utama sama-sama harus memendam perasaan terlarang itu.

Lalu di Amerika, serial Young Royals dan Elite, misalnya, serta Heartstopper yang semuanya bisa ditonton di Netflix, pun punya genre bxb yang tak kalah mengundang perhatian seperti karya-karya negara Thailand.

BAGAIMANA DENGAN INDONESIA?

Saya rasa Indonesia tidak perlu sampai memaksakan untuk memiliki karya BL karena tentunya akan mengundang kontroversi dari berbagai kalangan. Film kartun yang diselipkan sedikit saja soal LGBT+ ini sering menuai pro kontra, bagaimana dengan hasil karya negeri sendiri.

Tapi meski begitu, beberapa masyarakat atau ya netizen Indonesia ini tak kalah kreatif dengan membentuk kapal lain bagi aktor-aktor Indonesia ini yang seakan-akan memerankan tokoh BL.

Image by mata-mata.com
Image by mata-mata.com

Yang tak terlupakan dan sempat viral adalah ketika hadirnya peserta Master Chef Indonesia, Victor dan Alden yang memang memiliki paras tampan. Keduanya kemudian sering dijodoh-jodohkan oleh netizen, bahkan sampai banyak karya AU yang menjadikan mereka sebagai tokoh utama. Hal ini justru menjadi keuntungan bagi ViDen (panggilan akrab kapal keduanya) karena jadi sering dapat job lain di luar soal kuliner, entah itu sendirian ataupun berdua.

Tidak sampai sana saja. Ketika film Mencuri Raden Saleh rilis tahun lalu, tokoh Yusuf yang diperankan Angga Yunanda dan tokoh Piko yang diperankan Iqbal Ramadan, justru jadi icon bromance yang menarik perhatian netizen. Bromance sendiri sebenarnya diartikan sebagai bentuk persahabatan dan chemistry antara dua laki-laki yang terjalin kuat tanpa ada romansa di dalamnya (jadi bukan BL ya).

Namun tak sedikit juga ulah-ulah netizen lain yang malah menjodohkan keduanya layaknya Victor Alden tadi, yang lagi-lagi karya AU nya bermunculan di media sosial twitter. Ini mengartikan bahwa memang hal berbau bxb ini masih punya pasar yang kuat bagi sebagian masyarakat Indonesia.

HOMOPHOBIA DAN KAUM GOODLOOKING

Tidak ada yang salah dalam berpendapat, termasuk soal 'kontroversi' serial BL yang secara tak langsung adalah mendukung golongan LGBT+. Pro-kontra itu pasti ada, namun saya tak ingin dianggap sebagai yang berat sebelah karena tulisan ini murni sebagai orang yang memang sering menonton film, kemudian kebetulan bertemu dengan jenis yang seperti ini.

Well, tapi ada lagi yang menarik untuk dibahas di sini. Yaitu soal homophobia dan para aktor BL yang tentunya dari kaum goodlooking. Terkadang saya menemukan perdebatan di sosial media ketika seseorang sering menonton serial BL namun justru menganggap jijik hubungan boys x boys di dunia nyata. Hmm jadi mungkin beberapa penggemar BL mengganggap itu sebagai hiburan saja tanpa perlu dibawa ke dunia nyata.

Image by IMDb
Image by IMDb

Kemudian satu lagi. Kembali ke topik soal Viden yang beberapa waktu ke belakang sempat viral oleh penggemarnya, ada juga ternyata penggemar yang mendukung si Viden ini, namun justru menentang hubungan bxb di real life, yaitu Ragil Mahardika yang memang telah memiliki pasangan hidup di Jerman.

Jadi kapal-kapal seperti ini apa hanya bisa berlaku bagi kaum goodlooking saja? Atau terbatas pada cerita fiksi tanpa perlu membawanya ke dunia nyata?

Setiap orang pasti punya jawaban masing-masing dan biarlah itu jadi pendapat pribadi, termasuk pembaca tulisan ini.

***

Baiklah Kompasianer, sepertinya itu dulu saja yang bisa saya tuliskan pada kesempatan kali ini. Sekali lagi ya, ini bukan soal pro kontra terhadap golongan tertentu. Semua yang tertulis di sini murni sebagai sudut pandang penulis yang juga hobi nonton film.

Akhir kata, terima kasih sudah mampir. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2023-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun