Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Serial "Boys Love", Sesuatu yang Ditentang Namun Juga Banyak Diminati

6 September 2023   23:37 Diperbarui: 6 September 2023   23:39 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun tak sedikit juga ulah-ulah netizen lain yang malah menjodohkan keduanya layaknya Victor Alden tadi, yang lagi-lagi karya AU nya bermunculan di media sosial twitter. Ini mengartikan bahwa memang hal berbau bxb ini masih punya pasar yang kuat bagi sebagian masyarakat Indonesia.

HOMOPHOBIA DAN KAUM GOODLOOKING

Tidak ada yang salah dalam berpendapat, termasuk soal 'kontroversi' serial BL yang secara tak langsung adalah mendukung golongan LGBT+. Pro-kontra itu pasti ada, namun saya tak ingin dianggap sebagai yang berat sebelah karena tulisan ini murni sebagai orang yang memang sering menonton film, kemudian kebetulan bertemu dengan jenis yang seperti ini.

Well, tapi ada lagi yang menarik untuk dibahas di sini. Yaitu soal homophobia dan para aktor BL yang tentunya dari kaum goodlooking. Terkadang saya menemukan perdebatan di sosial media ketika seseorang sering menonton serial BL namun justru menganggap jijik hubungan boys x boys di dunia nyata. Hmm jadi mungkin beberapa penggemar BL mengganggap itu sebagai hiburan saja tanpa perlu dibawa ke dunia nyata.

Image by IMDb
Image by IMDb

Kemudian satu lagi. Kembali ke topik soal Viden yang beberapa waktu ke belakang sempat viral oleh penggemarnya, ada juga ternyata penggemar yang mendukung si Viden ini, namun justru menentang hubungan bxb di real life, yaitu Ragil Mahardika yang memang telah memiliki pasangan hidup di Jerman.

Jadi kapal-kapal seperti ini apa hanya bisa berlaku bagi kaum goodlooking saja? Atau terbatas pada cerita fiksi tanpa perlu membawanya ke dunia nyata?

Setiap orang pasti punya jawaban masing-masing dan biarlah itu jadi pendapat pribadi, termasuk pembaca tulisan ini.

***

Baiklah Kompasianer, sepertinya itu dulu saja yang bisa saya tuliskan pada kesempatan kali ini. Sekali lagi ya, ini bukan soal pro kontra terhadap golongan tertentu. Semua yang tertulis di sini murni sebagai sudut pandang penulis yang juga hobi nonton film.

Akhir kata, terima kasih sudah mampir. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2023-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun