Di Tahun 1997, masyarakat Taiwan digemparkan oleh ditemukannya potongan telapak tangan seorang perempuan yang disimpan dalam box berwarna merah. Dari sana, kasus-kasus hilangnya perempuan muda jadi meningkat sehingga menyimpan kekhawatiran untuk perempuan lain, begitu pun keluarganya.
Polisi mencoba menelusuri kasus ini tapi ternyata lebih rumit dari apa yang mereka pikir. Korban-korban lain yang selalu saja perempuan kembali berjatuhan, bahkan ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan. Ada yang disiksa dengan meninggalkan bekas luka, dikubur, hingga dimutilasi.
Tenang dulu, Kompasianer, ini bukan kasus asli kok, melainkan sedikit bocoran untuk serial Netflix dari negara Taiwan dengan judul Copycat Killer. Serial dengan genre misteri-thriller ini secara resmi telah rilis di akhir Maret lalu dengan total keseluruhan 10 episode dengan durasi kurang lebih 1 jam.
Karena memang saya menyukai jenis cerita seperti ini, maka saya mengikuti serialnya hingga selesai dan akan mengulasnya di sini. Mulai dari sinopsis awal, analasis kasus yang terjadi, juga soal kelebihan dan kekurangannya. Kira-kira apa saja ya? Yuk langsung simak ulasannya di bawah ini.
SINOPSIS SINGKAT
Seperti yang saya jelaskan di paragraf awal, bahwa drama seri ini menceritakan soal pembunuhan berantai yang targetnya selalu perempuan muda. Semua bermula ketika Guo Xiao Qi (Chris Wu), seorang jaksa hukum di pengadilan, mendapat laporan sebuah kasus mutilasi di mana telapak tangan perempuan ditemukan pada sebuah kotak di taman kota. Tidak ada bagian tubuh lain. Benar-benar hanya potongan tangan saja.
Guo Xiao Qi sendiri sebelumnya memang pernah memecahkan kasus pembunuhan. Tak heran bahwa dia turun ke lapangan seakan jadi detektif untuk mencari tahu lebih jauh soal kasus ini. Ia bekerja sama dengan beberapa pihak kepolisian, kru televisi, hingga ahli psikologis.
Sang pembunuh ini pun sudah mulai diperlihatkan pada episode awal, yaitu seorang laki-laki dengan suara disamarkan dan mengenakan topeng khas. Ia menyebut dirinya sebagai Noh, dan muncul di media televisi untuk memberi tantangan kepada polisi agar segera menangkapnya.