Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menanti Fajar Pada Senja Tak Berjingga

14 Februari 2023   12:25 Diperbarui: 14 Februari 2023   12:32 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Kali ini perempuan lagi. Tubuhnya tinggi, hampir sama denganku ketika memakai sepatu heels. Badannya cukup berisi meski tak gemuk dengan rambut panjang hitam berkilau.

Ia tampak bingung ketika pertama kali kami saling tatap, terlebih lagi ketika melihat belasan badan tak bernyawa masih tergeletak di setiap sudut taman.

"Aku Krisna. Selamat datang," kataku menjulurkan tangan yang diterima olehnya.

"Nika," jawabnya sedikit takut. "Kita ada di mana?" tanyanya kemudian.

"Aku berharap bisa menjawab pertanyaan itu."

Matahari berada di puncak ketika aku dan Nika mengelilingi tempat ini. Memperkenalkan satu persatu tubuh di sana yang tak mungkin lagi di ajak bicara.

Ada Tatya, tentunya, yang tertidur di bangku taman menghadap danau. Di danaunya, ada Listra, seorang anak kecil berusia sekitar 10 tahun terapung tak berdaya seperti sedang melihat langit. Yang bersandar di pohon besar ialah seorang Bapak dan anak laki-lakinya yang kulupa namanya. Dan kalau tak salah ingat, dia Aldo, seorang atlet basket yang kini tak bergerak di dekat pohon bougenville.

Selanjutnya kami menaiki salah satu pohon besar yang atasnya terdapat rumah kecil yang bisa ditempati seperti di film-film. Di sini semua terasa lebih tinggi, potret taman yang luas pun begitu jelas dari sudut ke sudut.

"Sudah berapa lama kamu di sini?"

"Entahlah. Mungkin sebanyak mayat-mayat yang ada di sini," jawabku asal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun