Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Under The Moonlight

19 Oktober 2022   17:37 Diperbarui: 19 Oktober 2022   17:40 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bisa nggak kita anggap Rehan udah nggak ada?" tanya Novar hati-hati yang terdengar sebagai lelucon tak lucu. "Dia lebih baik nggak ada di kehidupan ini, Na."

Jelas saja Nada kaget dan menganggap Novar tak sopan. 

"Aku tahu kamu cemburu, tapi bukan kayak gini juga bahasanya!" Nada berbalik arah yang langsung dicegah oleh Novar.

"Tolong percaya bahwa aku tahu Rehan lebih dari kamu. Aku tahu masa lalunya, masalahnya, sampai alasan kenapa dia pergi. Dan sekali lagi, ikhlaskan dia."

Lelucon ini ternyata lebih jauh bergerak dari dugaan Nada. Ia tahu betul bahwa Novar dan Rehan tidak pernah bertemu dan hanya sekadar tahu satu sama lain lewat ceritanya. Terlebih lagi Novar dan Nada baru kenal beberapa bulan lalu sampai akhirnya memutuskan jadi sepasang kekasih. Sementara Rehan sudah dikenalnya sejak bertahun-tahun lalu. Jadi, sevalid apa ucapan Novar yang bilang bahwa ia mengenal Rehan lebih jauh?

"Dia insecure pada apa yang dimilikinya. Fisiknya yang yang menurut dia di bawah standar, kemampuan sosialisasi yang payah, sampai ketidakpercayaan diri mengungkap perasaannya pada kamu."

Novar mengungkap semuanya, terutama tentang perasaan Rehan yang selama ini menyukai Nada lebih dari sekadar teman kuliah atau rekan kerja. Nada jadi ingat bahwa setiap perhatian yang biasa Rehan berikan memang sedikit berbeda meski ia tak ingin curiga lebih jauh. Rehan yang biasa membawakan kopi hangat untuknya di setiap pagi, meminjamkan payung saat hujan, sampai menemaninya lembur bahkan saat laki-laki itu tak ada pekerjaan tambahan.

"Kalau bukan aku yang jaga Nada, terus siapa lagi dong?"

Apa yang diucapkan Novar barusan adalah kata-kata khas yang biasa diucap Rehan. Masalahnya Nada sama sekali tak pernah menceritakan soal itu ke kekasihnya. Lantas, kenapa kata-kata itu bisa lancar diucapkan layaknya Rehan yang bicara?

"Aku Rehan, Na. Orang yang sama dengan Novar," kata lelaki itu memegang tangan Nada.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun