"Mungkin dia pulang kampung. Tahu sendiri kan di sana susah sinyal," kata rekan kerjanya yang lain.
Novar, kekasih yang sudah menemaninya selama tiga bulan ke belakang bisa memahami kekhawatiran Nada tanpa ada rasa cemburu. Ia tahu bahwa keduanya telah lama berteman dan tak mungkin punya perasaan lain.
"Aku yakin dia akan baik-baik aja di manapun itu."
Nada mencoba memendam rasa khawatir ini meski tetap merasa janggal dengan hilangnya Rehan. Sosial media, nomor ponsel, bahkan alamat kosannya sama sekali tak membuahkan hasil. Laki-laki itu seakan lenyap ditelan bumi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.
Seminggu selanjutnya ia mendatangi kantor polisi untuk melaporkan kasus hilangnya orang tanpa sepengetahuan rekan kerja dan Novar. Ia sendiri, menceritakan Rehan yang tak biasa pergi tanpa kabar, dan memberi beberapa petunjuk yang sekiranya bisa membantu proses penyelidikan.
Tanpa disangka sebelumnya, di luar kantor polisi ternyata ada laki-laki tinggi yang dari tadi menunggunya.
"Jadi sampai sejauh ini kamu peduli sama dia?"
Itu Novar, yang langsung memberi pertanyaan begitu keduanya saling tatap.
***
Awalnya Nada merasa bahwa kekasihnya ini cemburu. Tapi ketika melihat tatapan yang teduh itu, ternyata Novar lebih dari peduli. Ia merasa kasihan untuk Nada dan Rehan sekaligus yang kini terpisah jarak.
Novar mengajak Nada mendatangi apartemennya ketika senja semakin berwaran jingga. Bukan menuju kamar, ataupun kafe tempat biasa mereka nongkrong. Kali ini Novar membawa kekasihnya itu ke bagian kolam renang yang hanya diisi oleh beberapa orang saja.