Insecurity justru bisa dijadikan sebagai motivasi diri untuk membuat diri lebih baik. Misal kita merasa pencapaian kita tidak seperti orang lain. Bukan berarti kita hanya bisa diam dan menunggu saja, kan? Setidaknya kita tetap melakukan yang terbaik bagi diri sendiri karena hidup memang penuh dengan perjuangan.
Contoh lainnya misalnya soal fisik. Jika kita insecure karena berat badan kita yang kurang ideal, tentunya kita akan mencoba untuk meraih berat badan yang lebih baik, bukan?Â
Mungkin jika bukan insecurity tadi, seseorang tak akan peduli dengan postur tubuhnya karena merasa sudah sempurna. Jadi bisa dibilang juga bahwa insecurity ini adalah penggerak awal bagi kita untuk melakukan sesuatu.
Tapi, bagaimana jika insecurity adalah sinyalmu untuk berkembang? (Insecurity is My Middle Name, Page 240)
***
Nah, itulah tadi ulasan singkat dari kelima bagian buku Insecurity is My Middle Name. Buku ini sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja hingga dewasa muda yang masih sering merasa tidak percaya pada diri sendiri dan berdamai dengan insecurity itu sendiri secara perlahan. Selain itu pun, akan ada beberapa potongan ayat Al-Quran dan Hadist untuk mengingatkan kita kepada sang Pencipta.
Untuk Kompasianer yang juga ingin memiliki buku ini bisa memesan lewat online dan bisa juga didapatkan di toko buku Gramedia pada jadwal yang sudah ditentukan.
Akhir kata, terima kasih sudah mampir dan menyempatkan baca. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!
-M. Gilang Riyadi, 2021-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H