Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Batas Realitas

29 Mei 2021   21:05 Diperbarui: 29 Mei 2021   21:18 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aji menjadi yang paling emosional dan mengeluarkan air mata sederas mungkin. Ia merasa menyesal harus menjalin hubungan dengan Rara sementara sahabatnya ini justru terjebak dalam realitas tanpa batas. Rara pun sama, berkali-kali ia mengucapkan maaf karena sesungguhnya pemeran utama atas patah hati Marlo adalah dirinya sendiri.

"Kalian berdua nggak salah. Aku yang terlalu bodoh."

"Kamu harus janji untuk nggak mengulang hal itu lagi," kata Rara penuh harap. "Kita cukup hidup di sini, bukan di realitas kamu itu."

Marlo terdiam sejenak, kemudian memberi senyum khas sebagai tanda kata iya.

"Ya udah, kita ke bawah, yuk. Kakak kamu nggak kalah khawatir sama kondisi kamu."

Marlo mengikuti saran Rara untuk segera ke bawah menemui kakaknya. Mereka berdua keluar kamar duluan, sementara Aji masih berdiam diri di sana menatap MP3 player milik Marlo yang tergeletak di permukaan kasur.

Seperti ada bisikan yang menggodanya untuk mendengarkan lagu klasik yang pernah Marlo putar. Aji meraihnya, memasang headset pada kedua telinga dan mendengar lagunya yang cukup enak sebagai pengantar tidur.

Tapi yang ia tak sadari, rasa kantuk itu datang begitu cepat. Menghipnotisnya hingga ia benar-benar tertidur di kamar Marlo.

***

Batas Realitas - Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun