Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teenlit | Cerita Coklat Valentine

15 November 2020   12:30 Diperbarui: 25 Januari 2022   17:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by miositoesbonito on pinterest

Hari ini Faris tidak masuk sekolah. Alasannya sakit. Tapi laki-laki itu sama sekali tidak mengatakan apa-apa pada Alva. Apa ia marah sampai tidak mengabari untuk hal sepele seperti ini? Padahal apapun itu, biasanya ia selalu berbagi cerita pada Alva, bahkan untuk hal yang tidak penting sekalipun. Alva tahu bahwa kemarin ia benar-benar keterlaluan.

Di kelasnya sebelum guru datang, Alva ingat menyimpan buku tulisnya di kolong meja dan lupa dibawa kemarin. Maka ia menundukkan kepalanya ke arah bawah meja untuk menemukan apa yang dicari. Memang ketemu, tapi ada satu hal yang janggal. Sebungkus coklat bernuansa putih ia ambil dari sana. Dari siapa ini?

Ada selembar surat yang ditulis di sana. Ia membacanya perlahan.

Hei, thanks buat coklat yang pernah kamu kasih waktu itu di motor aku. Rencananya, aku mau balas pemberian coklat itu di White Day 14 Maret nanti. Tapi, aku pikir itu terlalu lama. Apalagi aku jarang lihat kamu di perpustakaan.

Dari dulu kamu nggak berubah ya, selalu aja ceroboh. Aku tahu kalau pengirim coklat itu kamu karena nggak sengaja dengar percakapan kamu dan Faris tempo hari.

Kalau kamu nggak keberatan, aku tunggu kamu di perpustakaan. Mungkin kita bisa ngobrol ringan soal pelajaran. Ya meskipun memang jurusan kita beda.

Oh ya, semoga suka sama coklatnya.

See you,

Stefani

Saat itu juga ada senyuman yang terbentuk dari bibir Alva. Semangatnya seolah terisi penuh seketika. Maka, ia langsung menghubungi Faris.

GUE PUNYA KABAR BAIK!

***

Cerita Coklat Valentine - Selesai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun