1.
Bangun, katanya, suaranya menusuk seperti trompet patah.
Cahaya merayap di tembok bata, menghancurkan sisa mimpi.
Langit adalah kanvas yang dicoret-coret tangan asing,
matahari memburu bulan, seperti pencuri dalam film noir.
Aku melihatmu di sela bayangan,
wajahmu seperti gema yang tak pernah hilang.
2.
Kita adalah debu di kaca jendela,
cahaya membentuk pola membentuk pola yang hanya kita mengerti.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!