tapi lilin di tanganku hampir padam.
Asapnya menari pelan,
mengejek angan-angan yang kubawa.
Mereka menatapku, mata kecil penuh tanya;
aku hanya menjawab dengan senyum hampa.
(3)
Kupintal kekuatan dari kata-kata,
"Jadilah sungai yang tak pernah lelah,"
tapi kakiku terperosok lumpur.
Aku ingin terbang bersama mimpi mereka,
namun sayapku berkarat, rapuh oleh angin waktu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!