Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - @dampstain

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Hadapan Lilin-Lilin Kecil

25 November 2024   11:50 Diperbarui: 25 November 2024   12:56 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lilin Kecil. (Sumber: Pexels/Mikhail Linov)

untuk Guru

(1)

Di depan meja kayu penuh coretan,

lilin-lilin kecil menyala,

api mereka menari, mencari arah

di antara bayang-bayangku.

Aku, yang membawa peta lusuh,

sering lupa jalan pulang.

(2)

"Kita belajar cahaya," kataku,

tapi lilin di tanganku hampir padam.

Asapnya menari pelan,

mengejek angan-angan yang kubawa.

Mereka menatapku, mata kecil penuh tanya;

aku hanya menjawab dengan senyum hampa.

(3)

Kupintal kekuatan dari kata-kata,

"Jadilah sungai yang tak pernah lelah,"

tapi kakiku terperosok lumpur.

Aku ingin terbang bersama mimpi mereka,

namun sayapku berkarat, rapuh oleh angin waktu.

(4)

Aku ajarkan cinta,

pada daun yang jatuh tanpa dendam,

pada langit yang memeluk semua hujan.

Tapi cintaku sering tertinggal,

di balik pintu yang lupa kubuka.

Mereka mendengar,

tapi apakah merasakan?

(5)

Di tengah kelas sunyi, aku berdiri,

bersandar pada bayanganku sendiri.

"Tuhan," bisikku, "jadikan aku angin

yang tak tampak tapi menggerakkan,

biarkan mereka melihat cahaya,

meski aku hanya sebuah bayangan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun