Kau bilang air tahu kapan harus menyerah,
kapan harus melawan. Aku tak yakin
tapi mengangguk. Hutan di sekitarnya jadi saksi
dua orang yang hanya bisa diam,
berdiri lebih dekat satu sama lain
daripada apa pun kepada yang lain.
3
"Mana bintik hitammu yang paling indah?" tanyaku.
Kau tertawa, tapi aku melihat air matamu.
"Kita selalu menyukai kekurangan orang lain," katamu,
"seolah itu alasan mereka jadi nyata."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!