menarik kita keluar dari gua, Â
menghancurkan dindingnya, Â
menjadikan dada kita masjid yang terbuka, Â
tempat kita berdoa untuk ketidakpastian. Â
Aku menyerahkan diriku untuk dilihat, Â
untuk dicintai, dan untuk hancur, Â
seperti hujan yang tak pernah berhenti Â
menyirami tanah kering.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!