Mohon tunggu...
Muhammad Gilang Hermawan
Muhammad Gilang Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S-1 Perencanaan Wilayah dan & Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Speeding sebagai Sarana Pelampiasan Sakit Hati

5 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:43 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jalan raya yang padat atau tanpa perlengkapan keselamatan yang memadai. Speeding meningkatkan

risiko kecelakaan fatal yang tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lain.

Banyak laporan tentang kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat pengendara tidak bisa mengontrol

kendaraan saat mencapai kecepatan tinggi. Oleh karena itu, perilaku ini tak jarang menjadi penyebab

kerugian yang besar, baik secara fisik maupun mental.

Lebih dari sekadar risiko fisik, speeding sebagai pelampiasan sakit hati juga menunjukkan

bahwa seseorang tidak mengatasi emosinya dengan cara yang sehat. Mengandalkan adrenalin untuk

melupakan rasa sakit hati bukanlah solusi jangka panjang dan cenderung memperparah keadaan

emosional. Alih-alih memberikan rasa lega, speeding hanya memberi efek sementara yang membuat

seseorang melupakan masalah tanpa benar-benar menyelesaikannya. Mengatasi sakit hati seharusnya

dilakukan dengan pendekatan yang lebih positif, seperti berbicara dengan teman atau melakukan hobi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun