Mohon tunggu...
Muhammad Gilang Hermawan
Muhammad Gilang Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S-1 Perencanaan Wilayah dan & Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Speeding sebagai Sarana Pelampiasan Sakit Hati

5 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:43 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

menenangkan, karena fokus mereka teralihkan dari rasa emosional yang sedang dialami ke aksi

berkendara itu sendiri. Aktivitas ini memberikan ruang bagi mereka untuk melepaskan beban mental

yang berat, meskipun hanya sementara.

Selain itu, media sosial turut berperan dalam menjadikan speeding sebagai tren populer.

Banyak orang yang membagikan momen mereka saat melaju cepat di jalan raya di platform seperti

Instagram atau TikTok. Video-video ini, meski memberikan hiburan bagi sebagian orang, juga dapat

menjadi contoh negatif dan mendorong lebih banyak orang untuk mencoba hal serupa, bahkan tanpa

pertimbangan keselamatan yang memadai. Pada akhirnya, perilaku ini bisa memperkuat budaya

"speeding" sebagai bentuk pelampiasan, meskipun berisiko tinggi.

Di sisi lain, tren speeding sebagai sarana pelampiasan sakit hati juga memiliki sejumlah risiko

yang perlu disadari. Berkendara dengan kecepatan tinggi sangat berbahaya, terutama jika dilakukan di

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun