Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saatnya Meyakinkan Pihak Kepolisian

9 November 2020   16:07 Diperbarui: 9 November 2020   16:23 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NBA pun memiliki titel anyar: Disney Bubble atau Orlando Bubble. Sebabnya, kompetisi digulirkan diarea terbatas, zona isolasi itu berada di Walt Disney World Resort. NBA membuat prosedur ini dengan tujuan melindungi stakeholder basket aman dari penularan virus covid-19.

Tampaknya terobosan NBA membawa berkah juga. Mereka bisa memanfaatkan ESPN Sports Complex seluas 220 hektar dengan selusin fasilitas untuk latihan dan venue pertandingan yang representatif.

Area terbatas tersebut bisa menampung pemain dan staff dari 22 tim yang berlaga di NBA musim 2019/20. Dengan fasilitas seperti kamar, restoran, tempat hiburan, dll, membuat para stakeholder basket di NBA bisa meminimalisir potensi kontak dengan pihak luar.

Selain pencegahan melalui pemusatan kompetisi di Orlando demi menjauhkan stakeholder basket dari pihak luar. NBA juga memangkas jumlah tim dari 30 tim menjadi 22 tim, yang kemudian dipecah menjadi 13 tim di Wilayah Barat dan 9 tim di Wilayah Timur. Masing-masing tim memainkan 8 match.

Tentu semua itu didukung dengan protkes yang sangat ketat. Bahkan, para pemain tidak diperkenankan bersua dengan keluarga mereka sendiri. Bila tak ada keperluan yang mendesak, stakeholder basket yang terkunci di Orlando Disney tak bisa keluar dari zona isolasi mereka.

Saat yang Tepat Berintropeksi dan Meyakinkan Pihak Kepolisian

Selama beberapa bulan ke depan, selain operator Liga yang meyakinkan Polri dengan format baru dan protkes yang lebih maksimal. Klub dan suporter juga mesti turut serta meyakinkan kepolisian.

Seperti diketahui bersama, H-2 bergulirnya Liga yang rencananya akan dihelat 1 Oktober silam, ada beberapa kejadian yang membuat pihak keamanan tidak yakin bahwa kompetisi akan berhasil terhindar dari kluster baru.

Selain dari beberapa variabel yang sudah disebutkan di atas, perilaku suporter klub nasional juga menjadi bahan pertimbangan. Dalam beberapa kesempatan, tidak sedikit oknum suporter yang berdatangan ke venue pertandingan. Belum lagi, beberapa kondisi yang sulit dijangkau oleh regulasi, seperti nonton bareng (nobar).

Sejauh ini, masih ada komunitas suporter klub mancanegara yang mengadakan nobar secara sembunyi-sembunyi. Bagaimana dengan suporter klub tanah air yang fanatismenya dua kali lebih tinggi karena didalamnya ada local pride dan rasa memiliki yang luar biasa.

Jadi, penting sekali bagi seluruh stakeholder sepak bola untuk bahu membahu meyakinkan pihak kepolisian agar segera mengeluarkan izin kompetisi Liga 1 atau 2 2020 yang saat ini telah berubah titel menjadi Liga 1 atau 2 2020/21. Tak menutup kemungkinan pula ada kata "bubble" nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun