Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kini Alfred Riedl Sudah Tersenyum Selamanya

8 September 2020   23:55 Diperbarui: 9 September 2020   19:28 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski akhirnya di partai puncak sendiri skuat merah putih mesti mengakui kekalahan dari Thailand, Teerasil Dangda cs berhasil membungkam tim Garuda dengan agregat 2-3. Itulah kali terakhir Riedl berupaya untuk merayakan senyuman bersama publik Indonesia.

Kini, Riedl Sudah Tersenyum

Alfred Riedl identik dengan ekspresi datarnya kala mendampingi tim bertanding maupun berlatih. Penulis bahkan sempat dua kali menyoroti hal ini kala Riedl membesut Irfan Bachdim cs dan di periode kedua Riedl saat menangani Stefano Lilipaly cs. 

Tak jarang ekspresi jutek mendiang terpasang di televisi, entah saat timnya menang atau mencetak gol, ekspresinya tak pernah berubah.

Bahkan mantan anak buahnya di Timnas Indonesia di Piala AFF edisi 2010 mengamini hal ini, tak lain dan tak bukan adalah Bambang Pamungkas yang mengutarakan hal demikian dalam acara Bepe20 Bicara.

Dirinya bercerita tentang ekspresi datar sang pelatih selepas Ia berhasil mencetak gol di pertandingan terakhir fase grup A melawan Thailand di AFF 2010.

"Tentu kita masih ingat Piala AFF 2010 ketika sebuah pertandingan terakhir grup A antara Indonesia melawan Thailand. Sebuah pertandingan yang secara hasil tidak penting tapi secara psikologis pertandingan tersebut penting. Kenapa? Karena Indonesia hampir tak pernah menang selama 15 tahun terakhir," ungkap Bepe.

"Sementara bagi Thailand sendiri, mereka harus menang. Draw atau mendapat satu poin tidak akan bisa menyelamatkan mereka untuk melaju ke babak berikutnya. Mereka keluar dengan sekuat tenaga. Pelatih Thailand ketika itu adalah Bryan Robson. Ketika itu Indonesia tertinggal satu gol," lanjutnya.

"Menit ke-68 saya masuk, saya mencoba untuk bekerja keras, mencoba untuk in dengan pertandingan, mencoba membantu teman, mencoba menjalankan peran saya. Hingga akhirnya datanglah di menit ke-83, Eka Ramdani melakukan crossing bola ke jantung pertahanan Thailand sehingga menghasilkan kemelut. Ketika itu Cristian Gonzales ditarik oleh pemain Thailand dan wasit menunjuk titik putih," lanjut dia lagi.

"Terjadilah sebuah adegan. Ketika tak ada yang mau mengambil penalti, saya melihat ke bangku cadangan, ada muka pelatih saya [ekspresi datar khas Riedl]. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi eksekutor penalti," tambahnya.

Dan seperti kita ketahui bersama, Bepe berhasil menceploskan bola ke gawang Shintaweecai sekaligus menambah pundi-pundi golnya bersama Timnas Indonesia sebanyak 33 gol sepanjang karirnya.

"Namun [ketika Bepe melihat ke bench] tidak ada reaksi kegembiraan sama sekali," pekik dia seraya menunjuk foto Riedl yang terpampang di layar monitor. Saat itu, Riedl masih dengan muka datarnya di pojok bench.

Sekelumit cerita tersebut sedikit banyak membawa kita bernostalgia pada sosok yang mahal senyum itu. Nyaris sepanjang membesut Tim Nasional Indonesia Riedl memang dikenal jarang tersenyum, mungkin seandainya Timnas berhasil juara di dua final beda edisi tersebut, saat itulah kita dapat menikmati senyuman Riedl di lapangan. 

Namun, hari ini dapat kita bayangkan betapa sosok yang sulit tersenyum itu meninggalkan kita semua dengan senyuman terbaiknya, tersenyum selamanya. 

Selamat jalan Alfred Riedl!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun