Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang George Floyd, Merindukan Ron Stallworth

23 Juni 2020   17:49 Diperbarui: 23 Juni 2020   17:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Flip bertugas pada pertemuan-pertemuan klan mewakili Ron yang memiliki kulit hitam dan tentu saja tidak akan bisa diterima di klan tersebut. Sementara Ron terus memantau lewat sambungan telepon.

Dengan beberapa strategi yang sudah dirancang oleh Ron, akhirnya mereka berhasil mendapatkan pelbagai informasi klan. Salah satunya mengorek percakapannya bersama Paul Ivanhoe (Paul Walter Hauster), terkait rencana penyerangan secara diam-diam.

Menurut informasi yang didapat, beberapa anggota klan merupakan tentara aktif di markas North American Aerospace Defense Command (NORAD). Ron terus menghimpun bukti-bukti yang lebih kuat.

Pada satu waktu, salah satu istri dari anggota klan, Connie (Ashlie Atkinson) ditugaskan untuk meledakkan bom di rumah Patrice Dumas (Laura Harrier) seorang mahasiswa kulit hitam di Colorado College, yang juga teman dekat Ron.

Rencana tersebut diketahui sepenuhnya oleh sang intelegen berkulit hitam dan tentu saja Ia berhasil menghentikan aksi teror tersebut sekaligus meringkus beberapa anggota klan. Namun demikian, Ia memiliki tugas besar lainnya yakni menangkap para petinggi klan.

Kasus Klan tersebut terjadi pada medio 1970-an. Dalam sebuah wawancara dengan Time, Ron berpandangan bahwa Ia harus hidup berdampingan dengan rasisme di AS.

Tak ada momen buat melawan atau menentang hal itu, karena kulit gelap hanyalah minoritas disana. "Itu adalah fakta hidup menjadi hitam di Amerika," pekik Ron.

Jangan Ada Floyd Lainnya, Mencari Ron, Kita dan Papua

Seperti yang pernah penulis tulis di artikel berjudul Kisah "Green Book", Sebuah Panduan untuk Mengikis Rasisme di Sepak Bola. Penting sekali kita membangun ikatan pertemanan/relasi yang lebih serius dengan mereka yang berbeda warna kulit, ras dan agama demi menghapus tradisi buruk rasisme selama ini.

Tanpa ikatan pertemanan, kita akan selalu enteng menerangkan sekat-sekat perbedaan. Sebab tak ada ikatan yang dijaga satu sama lain. Lain cerita ketika kita punya teman yang dihina/mendapatkan perundungan bullying, apakah kita akan diam saja tak peduli?

Tentu tidak. Itu kenapa penting sekali kita membangun relasi pertemanan dengan mereka yang selama ini kerap tersingkir dalam kehidupan kompetitif sehari-hari, minimal untuk diri kita sendiri agar jadi pengingat untuk tak menyakiti orang-orang yang berbeda dengan kita. Maka itu, tradisi rasial tidaklah egaliter, semua dapat diubah oleh diri kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun