Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang George Floyd, Merindukan Ron Stallworth

23 Juni 2020   17:49 Diperbarui: 23 Juni 2020   17:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti dilansir The New York Times dalam video rekontruksinya yang diunggah di platform You Tube menyimpulkan bahwa tindakan tersebut menarasikan pelanggaran kebijakan Departemen Kepolisian Minneapolis.

Karena video tersebut viral di media sosial, kasus kematian Floyd jadi mengundang banyak suara dari ribuan masyarakat. 

Aljazeera melansir, aksi protes ribuan orang berlangsung di 140 kota di Amerika Serikat, beberapa diwarnai aksi bentrok antara warga dan polisi.

Tak hanya didalam negeri Donald Trump saja, masa aksi yang memprotes rasialisme dan kematian Floyd ini meluas ke Kanada, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, Belanda serta Belgia. 

Bahkan unjuk rasa tersebut sampai meluas ke luar benua Eropa, seperti Brasil, Afrika Selatan, Australia, Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan sejumlah negara lain.

Di media sosial, kampanye gerakan protes lewat tagar #BlackLivesMatters juga tak pernah sepi hingga kini. Sinisme polisi AS dengan warga kulit hitam memang lumrah terjadi.

Tak sedikit pula warga kulit gelap mendapatkan diskriminasi dalam kehidupan komunal bangsa AS. Termasuk saat pandemi seperti sekarang ini.

Seperti mengutip data Tirto dari Riset dari The Economic Policy Institute (EPI), sebuah lembaga swadaya yang fokus melakukan kajian kebijakan pemerintah di bidang ekonomi AS, menyatakan rata-rata bertambahnya pengangguran di AS selama pandemi dominan menimpa warga kulit gelap sebanyak 16,8 persen, sementara warga kulit terang memiliki presentase yang lebih baik 14,2 persen.

Mengutip data yang sama, dalam kurun waktu Februari hingga April, satu dari enam pekerja kulit hitam di AS kehilangan pekerjaannya.

Lebih dari separuh populasi kulit gelap di AS tidak bekerja dan semakin menegaskan kesenjangan sosial di kehidupan masyarakat AS.

Belum lagi, jauh kebelakang sebelum pandemi bikin warga kulit hitam makin sulit, selama ini telah terjadi kesenjangan upah antara pekerja kulit putih dan pekerja kulit hitam AS, data di tahun 2018 mencatat, rata-rata tingkat kemiskinan warga kulit hitam di AS mencapai 20,7 persen sedangkan kulit putih hanya 8,1 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun