Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kisah "Green Book", Sebuah Panduan untuk Mengikis Rasisme di Sepak Bola

23 April 2020   16:05 Diperbarui: 26 April 2020   19:30 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi film Green Book | Sumber: greenbookmovie.com

Pada suatu sore, Tony "Lip" Vallelonga baru saja terbangun dari tidurnya dan melihat dua orang berkulit hitam di dapur rumahnya. Kedua tamu yang didampingi oleh istri Tony itu terlihat baru saja selesai membetulkan sesuatu. Nyonya Lip mempersilakan keduanya meminum air putih.

Sontak melihat kejadian itu Tony Lip tak setuju, selepas para tamunya pergi Ia langsung bergegas meraih dua gelas bekas para tamu berkulit hitam itu di tempat cucian perabot kotor, sebelum akhirnya dua gelas itu melayang tepat di tong sampah.

Dengan ekspresi datar Tony kembali ke ruang tengah rumahnya dan bergabung bersama sanak keluarganya yang tengah sibuk menonton televisi. Sang istri yang kembali ke dapur tidak terkejut dan tak banyak bicara melihat dua gelas yang masih utuh tergeletak di tempat sampah. Ia seolah paham dengan sifat Tony sehingga Ia hanya menanggapi dengan senyum simpul.

Tony Vallelonga (Viggo Mortensen) merupakan seorang Amerika keturunan Italia yang menghuni daerah kumuh Bronx. Ia bisa dikatakan sebagai tukang pukul di sebuah bar di Bronx, kota New York. Ia orang pertama yang akan membereskan pengunjung yang berulah di bar tersebut, tak cuma itu tugas utamanya. Ia juga berhak atas tip dari tamu spesial di bar tersebut sebab jasanya mengawal dan mengantar para tamunya ke tempat duduk.

Tak heran jika kemudian Tony bergaya slengean dan tak banyak bicara, namun gelagatnya sangat membuat simpati setiap orang yang ditemuinya. Pada suatu malam, barnya terkena masalah dan membuat Tony bersama seluruh pegawai disana dirumahkan.

Demi menyiasati status pengangguran sampai batas waktu yang tak menentu Tony memanfaatkan keberuntungannya di arena judi. Termasuk bertaruh untuk memakan puluhan burger. Tak sekalipun Tony kalah, namun Ia menyadari bahwa judi bukanlah sebuah profesi. Dengan bantuan sejawat, akhirnya Ia bertemu dengan Dr.Donald Walbridge Shirley (Mahershala Ali) atau orang mengenalnya dengan nama pendek Dr. Shirley/Don Shirley.

Don Shirley merupakan seorang pianis jazz tenar di Amerika Serikat medio 1960-an. Pada turnya di bagian Selatan AS; yang sebagian warganya masih dikenal rasis pada 1960-an, Ia membutuhkan seorang supir sekaligus assisten pribadi yang mengurus segala hal selama tur.

Awalnya tak terjadi kesepakatan antara Tony dengan Don Shirley, sebab Tony memandang calon bosnya itu dari ras yang berbeda, berkulit hitam. Namun Don berkali-kali meyakinkan akan menghapus beberapa tugas buat Tony. Termasuk menyiapkan baju konser, menyemir sepatu, atau menjinjing tas/bawaan Don Shirley.

Sang pianis yang memiliki gelar doktor itu sampai-sampai harus bicara lewat sambungan telepon dengan nyonya lip -- istri Tony -demi membujuk Tony. Agaknya, Tony yang flamboyan itu begitu mencintai istrinya. Terjadilah kesepakatan untuk itu.

Selama mengantar perjalanan tur konser majikannya, Tony bergantung pada sebuah pedoman buku hijau "Green Book" demi perjalanan yang lebih aman bagi seorang Amerika-Afrika. Sebuah buku petunjuk wisata yang popular di kalangan warga kulit gelap, The Negro Motorist Green Book.

Ada kejadian menarik sebelum keduanya berangkat, Tony membiarkan barang-barang majikannya tegeletak di halaman rumah sekaligus kantor Don Shirley. Meski tak dibarengi dengan narasi percakapan, aroma rasis masih terasa bahkan selama perjalanan Don juga tak lekang oleh penilaian ras itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun