Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Match Analysis Persib Bandung (vs PSMS Medan)

10 November 2018   10:09 Diperbarui: 10 November 2018   11:18 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menilai permasalahan ini solusinya justru bukan memulangkan Konate dari Arema Malang atau mencari pemain serupa dengan kriteria pemilik nomor punggung 10 saat Persib Juara ISL tahun 2014 silam. 

Melainkan Gomez pun sudah bisa menjawab lewat kombinasi Inkyun, Bauman, dan Ezechiel. Duet lini depan antara Bauman dan Ezechiel kerap bergerak liar: ke sektor sayap, ke lini kedua, hingga aktif di areal final third menemani Inkyun mencari solutif serangan.

Lawan Bhayangkara FC, jadi pertandingan terakhir ketiganya bermain bersama. Hasilnya, serangan Persib dari berbagai area mengalir lebih cair. Inkyun menarik perhatian lawan, Bauman melakukan penetrasi, Ezechiel mencari ruang. 

Sesederhana itu serangan Persib dilakukan, tapi ini bukan soal variasi sederhana atau rumit. Dalam menyerang, tim butuh yang namanya efektifitas. Tak heran jika kemudian gawang Wahyu Tri dua kali dikoyak ketika pertandingan masih berusia beberapa menit saja/tepatnya di tiga puluh menit awal.

Singkatnya, area Final Third bisa diatasi tanpa Konate, asalkan trisula pemain inti Persib musim ini tetap menjaga keutuhan alias selalu bermain bersama dan berusaha menghindari sanksi dan cedera.

Rapor Kuning Para Andalan
Berbicara penurunan performa pemain tentu saja menjadi hal yang wajar bagi tim yang memainkan pressing ketat macam Persib. Pelatih Mario Gomez selalu ingin pemainnya melakukan transisi dengan cepat termasuk dari menyerang ke bertahan

Ketika kehilangan bola, dalam hitungan detik bola harus bisa direbut kembali. Sebuah pola yang tak aneh di sepakbola modern. Itu sebabnya, butuh kondisi fisik yang prima untuk menopang taktik ini.

Beberapa pemain Persib mulai terlihat kedodoran di penghujung musim ini. Mereka yang pada awal musim terlihat gesit seolah mulai kehabisan tenaga. Ghozali Siregar, Ardi Idrus dan Inkyun Oh jadi pemain paling gamblang dalam hal ini. Jadi sesuatu yang wajar memang, jika melihat daya jelajah ketiga pemain ini.

Ghozali kerap jadi tumpuan serangan, saking letihnya ketika melawan Bhayangkara FC di Stadion PTIK, Ia harus digantikan oleh Atep akibat tertarik hamstring. Kini Ghozo, sapaan akrab Ghozali, pun masih belum fit. Hal tersebut diyakinkan oleh kian jarangnya mantan pemain Persegres Gresik United ini melakukan sprint atau akselerasi dengan bola saat counter dilakukan.

Pun dengan yang terjadi pada Ardi, sebagai bek sayap modern Ia dituntut untuk selalu bugar mengingat selain harus menjalankan tugas bertahan, WB (Wing Back) modern harus memiliki naluri menyerang sama baiknya. Kita pun sering melihat Ardi berhasil melakukan tugasnya dengan baik.

Namun dalam tiga match terakhir, action map pemain bernomor punggung tiga ini menurun drastis. Ia hanya menciptakan 1 saves/blocks (0,33 avg/rata-rata), 4 clearances (1,33 avg), 7 success tackle (2,33 avg), 15 intercepts (5,00 avg), 7 success aerial (2,33 avg), dan tanpa pernah mencatatkan statistic success dribbling, success crossing, serta key pass.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun