Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Impian Masuk Persib di Tengah "Pressure" dan Intervensi Khas Bobotoh

24 Januari 2018   10:55 Diperbarui: 24 Januari 2018   12:11 2468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tekanan memang bisa membuat setiap orang mengeluarkan kemampuan terbaik. Namun, jika kadarnya berlebihan, itu kurang baik. Coba tanyakan kepada Achmad Jufriyanto, Supardi Nasir, Airlangga Sucipto, dan Eka Ramdani para pemain senior yang keluar masuk Persib.

Mereka mengamini jika tekanan di Persib membuat setiap pemain selalu ingin menampilkan yang terbaik. Namun, adakalanya mereka menyikapi tekanan dengan energi negatif. Artinya, pemain bisa jenuh ditekan secara berlebihan oleh bobotoh.

Tuntutan untuk menang menjadi menu wajib. Namun, ketika kalah, pemain yang butuh motivasi malah diserbu komentar negatif. The power of bobotoh kadang tidak hanya menyerang pemain, staf pelatih, hingga manajemen. Media/pers pun kerap menjadi bulan-bulanan.

H. Umuh Muchtar (manajer Persib), Dejan Antonic (eks pelatih Persib), Djadjang Nurdjaman (eks pelatih Persib), Herrrie Setiawan (Assisten pelatih Persib), hingga VivaBola (media), pernah merasakan The Power Of Bobotoh. Umuh Muchtar kerap disinggun terkait intervensi kepada staff pelatih, puncaknya saat laga melawan Persija Jakarta di Liga 1 2017.

Saat itu, Persib merasa dicurangi oleh wasit dan Umuh meminta para pemainnya meninggalkan lapangan. Pengadil lapangan pun menjatuhkan pidana Walk Out kepada Persib. Selain manajer staff pelatih pun kebagian jatah dikritisi bobotoh. Dejan Antonic, Djadjang Nurdjaman, dan Herrie Setiawan tanpa ampun dihakimi secara sepihak oleh Bobotoh.

Untuk kasus Dejan dan Djadjang seperti diketahui bersama berujung pada pemecatan. Namun, terbaru kasus Herrie Setiawan masih belum terlalu di soroti media. Bagaimana Bobotoh menanyakan kinerja assisten Persib tersebut.

Terutama soal rekomendasi perekrutan pemain lokal. Kedatangan Airlangga dan Eka Ramdani menjadi pemicunya, kinerja Jose sapaan akrab Herrie Setiawan di dapur kepelatihan Persib pun dipertanyakan oleh sebagian Bobotoh.

Seharusnya Jose merekomendasikan pemain lokal berkualitas, bukan yang telah melewati masa emasnya dalam karir. Eka dan Airlangga dianggap sudah habis!

Kembali lagi kepada persoalan mantan Persib yang selalu yampil ciamik di klub lain. Beberapa nama seperti Agung Pribadi dan Samsul Arif (Persela Lamongan), Purwaka Yudhi (Arema Malang), Rafael Maitimo (Madura United), Jajang Sukmara (PSMS Medan), serta Muhamad Taufiq dan Diaz Angga Putra (Bali United) tampil moncer di klub barunya.

Hal tersebut masih berkaitan dengan tekanan, seperti yang dibicarakan Djanur di Presskon setelah laga PSMS vs Persib usai. Jajang Sukmara bermain tanpa beban! Artinya, Jajang bermain lepas dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya ketika Ia tidak diberikan tekanan secara berlebihan.

Pun dengan mantan yang lain. Maitimo, Diaz Angga, M.Taufiq, Purwaka, dan Agung. Mereka berhasil keluar dari situasi sulit ketika diberi kebebasan bermain. Agung Pribadi yang dulunya hanya pemain cadangan di Persib kini Ia telah menjelma jadi pemain penting di tim Persela Lamongan besutan Aji Santoso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun