Dapat ditarik benang merahnya, jika kita masih mencari siapa yang benar. Hanya kaum hawa jaman now yang selalu merasa benar. Tidak bisa dielakan lagi! Mayoritas penonton dan pemain/official yang terlibat dalam laga tersebut merupakan warga Negara Indonesia. Ada Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila yang menyatukan negeri yang besar ini. Bung Karno saja memahami betul persepsi dari setiap suku dan agama di NKRI itu berbeda-beda. Masa kita tidak mampu sekadar memahami persepsi antara saya dengan anda, lo dengan gue, sia dengan aing, kamu dengan aku, itu berbeda?
Mengacu pada sejarah, pendiri Bangsa ini tidak pernah berteriak bahwa suku Jawa adalah sebenar-benarnya suku meskipun Ia seorang Jawa, Ia juga tidak pernah berteriak bahwa Islam adalah yang paling benar diantara agama lain walaupun Ia seorang muslim. Apakah kita perlu membuat blok-blok demi memisahkan persepsi antara Sahabat Shaun Evan, Persibkers, Persijaholic? Pertandingan tersebut memang akan selalu dikenang sampai kapanpun, tidak ada yang paling benar, tidak ada yang paling salah! Mari kita saling memahami, untuk kemudian saling memaafkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H