Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Via Vallen, Pola Tiga Bek, dan Leonardo Bonucci

24 Mei 2017   11:35 Diperbarui: 24 Mei 2017   11:46 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan keberhasilan Conte di Chelsea mengundang kembali pola klasik yang dulu tidak digemari manajer besar di liga top Eropa. Kini, Arsene Wenger (Arsenal), Mauricio Pocchetino (Totenham), hingga Jose Mourinho (MU) pun menerapkan pola jadul itu. Terbukti, di jelang penutupan Liga Primer mereka bisa memperbaiki posisi klasemen dengan cara tersebut. Bahkan, The Special One berhasil menembus final Liga Eropa dengan pola tiga bek.

***

Sejurus dengan pola tiga bek, Leonardo Bonnucci merupakan ball-playing defender terbaik di dunia saat ini. Selepas Juve ditinggal sang maestro, Andrea Pirlo, ada sedikit kehkhawatiran siapa penerus nomor punggung 21 itu yang ciamik mengatur serangan. Alih-alih Sami Khedira yang dinobatkan sebagai penerus Pirlo, komando serangan di wariskan kepada Bonucci. Ia bertugas sebagai bek sekaligus playmaker, sebuah tugas ganda yang kini mulai ngetren di Eropa.

Saat ini, kesebelasan-kesebelasan besar di Eropa sangat membutuhkan pemain bertahan yang fasih mengatur serangan. Hal ini diperlukan agar tim tidak mudah kehilangan bola saat mendapatkan tekanan dari lawan, apalagi di sepertiga area pertahanan. Pemain bertahan modern dituntut untuk bisa melancarkan operan efektif, tidak hanya asal oper bola atau buang bola jauh-jauh.

Bahkan Guardiola mengakui kehebatan Bonucci sebagai bek modern. Eks pemain Bari itu dijadikannya sebagai bek favorit Guardiola. Bagi pelatih yang menuhankan penguasaan bola ini, mau tidak mau, suka tidak suka, dari pemain yang berposisi penyerang, gelandang, bek, sampai kiper pun harus bisa memeragakan ball playing. Ketika di Barca Ia harus mengorbankan gelandang untuk dijadikan seorang bek dalam memenuhi kebutuhan penguasaan bola dari belakang. Sebut saja korbannya Javier Mascherano (Barcelona) dan Javi Martinez (Bayern Munchen).

Maka dari itu, pemain seperti Leonardo Bonucci sulit ditemukan di tim lain alias langka. Defensive-Playmaker murni macam dia selalu didambakan oleh pelatih manapun. Dan Bonucci telah mengubah perspektif seorang bek yang melulu soal bertahan dan mengamankan area pertahanan menjadi lebih modern dengan cara melakukan tugasnya dengan baik sebagai ball-playing defender. Sama seperti Via Vallen yang bisa mengangkat kembali pamor dangdut, atau pola tiga bek yang dulunya dianggap menjurus ke parkir bus (membosankan) bisa kembali membumi di liga top Eropa hari ini, Leonardo Bonnucci pun merupakan salah satu revolusioner di bidangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun