Mohon tunggu...
Gilang Ramdhan
Gilang Ramdhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Klasik Dan Implikasinya Dalam Implemtasiaannya Dalam Pembelajaran

22 Desember 2023   22:13 Diperbarui: 22 Desember 2023   22:14 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

              Adapun cara belajar menurut teori ini adalah dengan mengembangkan individu. Apabila seseorang mampu mengembangkan potensinya serta merasa dirinya utuh. Bermakna dan berfungsi (fully functioning person) maka orang itu bukan hanya akan berguna bagi diriya sendiri tapi jg berguna bagi lingkungan sekitarnya. Teori ini berpendapat bahwa motifasi belajar harus datang dari dalam diri individu, intelektual dan emosional sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam proses pembelajaran. 

             A. Proses belajar harus melibatkan pengalama langsung, berfikir serta merasakan kehendak sendiri dan melibatkan seluruh pribadi peserta didik sehingga hasil belajar dapat di rasakan diri individu. Belajar yang bermakna tidak lain hanyalah belajar yang dapat memenuhi kebutuhan nyata individu (Agus Taufik,2007:6,7).

              B.Carl Rogers mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut ini.

 Manusia mempunyai dorongan alamiah untuk belajar, dorongan ingin tahu, melakukan eksplorasi dan mengasimilasikan pengalaman baru. 

Belajar akan bermakna apabila materi yang dipelajari relevan dengan kebutuhan anak.

Belajar harus diperkuat dengan jelas mengurangi ancaman eksternal, seperti hukuman, penilaian,sikap merendahkan murid, mencemoohkan dan sebagainnya.

Belajar atas inisiatif sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi, baik faktor internal maupun personal.

Sikap mandiri, kreativitas, dan percaya diri diperkuat dengan penilaian atas diri sendiri.

C. Menurut teori ini salah satu karakteristik yang harus ada pada diri pendidik adalah memiliki kemampuan memotivasi belajar peserta didiknya. Selain itu guruharus memiliki sikap empati (emphatic), terbuka(open mindedness), keaslian(genuineness), kekonkretan (concreteness)dan kehangatan (warmth) (AgusTaufik, 2007: 6.7).Sikap empati (emphatic) merujuk kepada sikap guru yang maumemposisikan dirinya pada kerangka berfikir peserta didik sehingga guru dapatmerasakan apa yang peserta didik rasakan dan alami. Keterbukaan (openmindedness) merujuk pada kemampuan guru untuk membuka diri, siap dikritik,siap diberi masukan, siap dinilai, dan diberi pujian. Keaslian (genuineness)merujuk kepada penampilan apa adanya dan tidak dibuat-buat. Kekonkretan(concreteness) merujuk pada kejelasan dalam menyatakan sesuatu, memberikantanggung jawab sesuai dengan kemampuan peserta didik dan realistis. Kehangatan(warmth) merujuk pada jalinan komunikasi yang secara psikologis terasa nyamandan aman bagi peserta didik disertai ketulusan dalam memberikan pelayananpendidikan (Agus Taufik, 2007: 6.7)

           c. Teori Belajar Kognitif 

Tokoh pelopor teori belajar kognitif yang terkenal antara lain MaxWertheimer, Wolfgang Kohler, Kurt Koffka, Kurt Lewin, dan Jean Piaget. MaxWertheimer (1880-1943), Wolfgang Kohler (1887-1967), Kurt Koffka (1886-1941) merupakan pionir teori gestalt (Agus Taufik, 2007: 6.8). Teori inimenekankan bahwa keseluruhan lebih berarti daripada bagian-bagian. Artinyaproses belajar dalam teori ini harus dimulai dari keseluruhan dahulu, barumenganalisa bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Misalnya, permulaan membacauntuk anak SD yang baik adalah mengajarinya keseluruhan barudianalisis/dipisahkan per kata, per suku kata, dan per huruf. Contoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun