Respond dengan analogiÂ
Pergeseran asosiatifÂ
      Setelah tahun 1930-an thorndike meralat teorinnya tersebut. Hukum belajar yang di ralatkan yakni hukum latihan dan hukum akibat, menurutnya hukum keterpakaian sebagai bagian dari hukum latihan yang menyatakan bahwa pergaulan suatu perilaku pada praktiknya terkadang tidak akurat. Dalam revisi hukum akibat, thorndike mengemukakan bahwa REINFORCEMENT akan menguatkan suatu hubungan sedangkan hukuman tidak di pengaruh pada kekuatan hubungan. Sebagai contoh ,murid yang diberi hukuman karena salah mengerjakan tugas belum tentu membuatnya mengulangi tugas peljaran tersebut. Sebaliknya peserta didik yang betul mengerjakan tugas di beri reinforcement berupa pujian sehingga ia semakin sungguh-sungguh dalam belajarnya.Â
      Belajar dimodifikasi oleh lingkungan. Dalam prosesnya mengandung tiga pokok yakni stimulu, respon, dan akibat.Stimulus datang dari lingkungan yang dapat membangkitkan tanggapan individu. Respon menimbulkan perilaku dari stimulus yang diberikan sedangkan akibat terjadi setelah induividu memberi respon positif ataupun negatif.Â
     Reinforcement (penguatan) menjadi prinsip utama dalam memperkuat letaknya hasil belajar pada individu (Agus Taufik, 2007:6.5). Suatu pemahaman yang tepat memberikan kepuasan pda diri sendiri individu tetapi mereka cenderung menghindari sesuatu yang tidak memberikan kepuasan. Pemberian pnguatan juga harus waspadai Tricky matter, yakni proses penguatan yang keliru, tidak sesuai dengan tujuan utamanya. Misalnya, seorang seorang ibu meminta anaknya untuk menyapu rumah dengan iming-iming akan diberikan uang dengan tujuan anaknya mempunyai kebiasaan menyapu lantai hingga bersih. Masalanya apa kita yakin bahwa anak itu menyapu kembali rumah di lain waktu dengan kesadaran dirinya sendiri? Mari kita teruskan materi selanjutnya
Â
  TEORI HUMANISME
      Teori pelopor teori belajar Hunisme antara lain Abraham Maslow dan Carl Rogers. Maslow meyakini bhwa belajar merupakan kebutuhan akan perkembangan motivasi. Dalam mencapai sesuatu manusia tidak akan pernah puas, rasa puas hanya terjadi sesaatv saja sehingga manusia mencapai peluang lain untuk menutupi kebutuhannya. Menurut Maslow, puncak kehidupan sekaligus sebagai ukuran keberhasilan dalam mengaktualisasikan diri dalam dunianya (Agus Taufik,2007:6,6).
       Sementara Carl Rogers seorang ahli bimbangn konseling dengan teoriÂ
Cliendt contered-nya berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang rasiaonal, sosialis, ingin maju dan realistic sehingga manusia memiliki potensi untuk tumbuh denganaktual serta serta memiliki martabat yang tinggi. Rogers menempatkan manusia secara manusiawi dalam martabat kemanusiannya.Â
        Bagi Rogers,guru merupakan fasilitator yang memungkinkan peserta didik paham akan sesuatu hal. Selain itu, dalam membimbing perlu diberikan kebebasan. Prinsip learning to be free adalah ide Rogers untuk mengkonsepsikan pembelajaran berbasis becoming learning to be free dan courage to be.Mnurutnya, pembelajaran berbasis learning to be free maupun membuat peserta didik bersikap lebih otonom, lebih spontal, dan lebih meyakini dirinya sendiri. Senada dengan pengalaman Rogers ini. Djawad dahlan (1985:41) sampai kepada sesuatu ungkapan yang menyatakan bahwa learning to, be free merupakan perkembangan yang berarti untuk menjadi manusia yang "menjadi" becoming human (Agus Taufik, 2007:6,6).