Keadaan yang terjadi sekarang ini adalah, banyaknya maskapai penerbangan di Indonesia yang masih merugi.
Sriwijaya AirÂ
Bedasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia pada September 2018 lalu, Sriwijaya Air masih memiliki utang jangka panjang sebesar 9,33 juta dolar AS atau sekitar Rp 135 miliar (kurs Rp 14.600).
Selain itu, Sriwijaya juga mempunyai kewajiban kepada Garuda Indonesia sebesar 6,28 juta dolar AS dan Rp 119,77 miliar (setara dengan 8,7 juta dolar AS).
Untuk membantu permasalahan finansial yang dialami oleh Sriwijaya Air, maka pada akhir 2018 Garuda Indonesia melalui anak usahanya Citilink mengambil alih operasional dan pengelolaan finansial Sriwijaya Air Group termasuk Nam Air
Ambil alih pengelolaan finansial dan operasional Sriwijaya Air Group ini melalui kerja sama operasi (KSO). Kendati demikian tidak ada perubahan struktur dalam kepemimpinan di Sriwijaya Air beserta kepemilikan sahamnya.
Garuda Indonesia
Sementara itu, Maskapai Penerbangan plat merah, Garuda Indonesia pada semester pertama di tahun 2018 mencatatkan kerugian sebesar 116 juta dolar Amerika atau lebih dari 1,5 triliun rupiah.
Kerugian tersebut yang dialami Garuda Indonesia tersebut lebih rendah dibandingkan pada periode yang terjadi di tahun sebelumnya yang mencapai 281,92 juta dolar Amerika.
Air Asia
Sedangkan berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesia AirAsia menderitarugi Rp 639,162 miliar di kuartal III 2018.