Aku menutup buku yang kugenggam dengan keras
Meletakannya diatas meja yang seterusnya menjadi tempat persingahannya
Aku belum selesai membacanya tapi aku memutuskan untuk tak melanjutkannya
Sebab aku lelah dengan ceritanya yang begitu monoton!
Andai itu buku biasa, aku dapat membuka halaman terakhir untuk mengetahui akhir ceritanya
Tapi buku itu menuliskan lembaran kisah hidupku, tidak ada yang tau akhirnya seperti apa
Aku berharap aku akan menutupnya dengan senyuman
Namun  angin kencang datang meniup buku itu dari genggamanku
Aku memungutnya dan aku menutupnya dengan keras
Aku selalu merasa buku itu harus tetap dilanjutkan
Sebab aku selalu percaya drama-drama baru akan muncul menghiasi halaman-halaman berikutnya
Tetapi cerita yang kutunggu tidaklah datang, aku semakin putus asa
Sampai pada akhirnya aku ditawari sebuah pena terindah yang pernah kulihat
Pena yang kupercaya bisa memberiku inspirasi untuk menulis lebih dari yang kubayangkan
Dari bentuknya bisa kubayangkan betapa halusnya tulisan untuk bukuku
Sayang, penjualnya mengatakan pena ini harus digores diatas kertas yang bagus dan tebal
Supaya tintanya menyerap dengan sempurna, dia beralasan
Sedang bukuku terbuat dari kertas tipis dengan kualitas apa adanya
Aku tidak sanggup membeli buku dengan kualitas kertas yang dibutuhkan
Sang penjual sadar dan memeberiku tawaran dimana aku bisa membeli penanya saja
Dan dia akan memberiku bukunya asalkan aku berjanji untuk terus menulis berbagai cerita dengan berbagai tema
Tidak hanya buku tentang hidupku saja
Aku harus terus menemuinya dengan buku baru untuk menunjukkan bahwa aku menepati janjiku
Tak berpikir begitu panjang, aku membeli pena tersebut
Sungguh mahal tapi aku tidak menyesal sama sekali sebab kupercaya pena itu akan berguna
Lalu hari berganti hari, pena itu sungguh luar biasa, nyaman, elegan
Namun aku tidak bahagia membaca cerita-cerita yang kugoreskan diatas kertas
Semua terlihat palsu tak bernyawa, tak ada gairah membuncah saat membacanya
Cerita-ceritanya bagus dibaca sekejap tetapi jika dibaca sepenuh hati sungguh sampah
Sedang buku kosong yang baru begitu tebal menunggu untuk diisi dengan tulisan
Dan aku harus terus menulis dengan baik untuk menepati janjiku, setidaknya hingga tinta penaku habis
Atau sampai aku menulis cerita yang bagus yang bisa kubanggakan
Entah kapan semua itu akan terpenuhi sebab pena ini tak memberiku nyawa baru dibalik keanggunannya
Jika tiba saatnya aku menutup buku baruku, aku ingin menutupnya dengan pelan
Meletakannya di rak buku, sejajar dengan buku lamaku yang entah kapan akan kupindahkan dari persinggahannya
Walau terlihat berbeda dari luar, aku akan berkata lihatlah isinya
Sebab aku percaya siapapun yang membaca, bisa melihat intrik dan dinamika yang mungkin tidak kusadariÂ
Dalam setiap cerita
Dan bukankah sampah adalah emas bagi sebagian orang?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI