Contoh: Â Â Â Â Â 0 + 1 = 1
            0 + 2 = 2
Fakta ini menggambarkan fenomena penyekutuan Tuhan. Jika kita menyekutukan Tuhan dengan suatu benda atau makhluk, yang akan kita ingat hanya benda atau makhluk tersebut, Tuhan akan cenderung kita lupakan. Apalagi jika benda atau makhluk tersebut sangat dekat dengan keseharian kita.
Keunikan kedua: Angka 0 jika dibagi bilangan berapa pun, hasilnya tetap 0, berapa pun besarnya bilangan pembaginya itu.
Fakta ini menunjukkan bahwa berapa pun banyaknya makhluk yang menista atau tidak mengakui keberadaan-Nya, kewibawaan Tuhan tidak berkurang sedikit pun. Nol tetap nol.
Keunikan ketiga: Angka 0 jika dikalikan dengan bilangan positif berapa pun, hasilnya tetap 0. Dalam hal ini, bilangan positif pengali merepresentasikan banyaknya makhluk yang memuja dan menyembah-Nya.
Jadi, berapa pun banyaknya makhluk yang memuja dan menyembah, kewibawaan -Nya tidak bertambah sedikit pun. Nol tetap nol.
Keunikan keempat: Pembagian suatu bilangan dengan 0 tidak terdefinisi. Kita semua tahu, rasio atau perbandingan biasa dinyatakan dalam bentuk pembagian. Misalnya 5 : 3 atau 5/3. Jika bilangan pembagi, penyebut, atau pembanding berupa angka 0 tidak dimungkinkan (karena tidak terdefinisi), berarti tidak ada bilangan yang dapat dibandingkan dengan angka 0.
Jadi, tak ada hal apa pun yang dapat dibandingkan dengan Tuhan. Karena memang tak relevan membandingkan makhluk dengan Tuhan.
*
Memahami ke-esa-an Tuhan dengan representasi angka 0 sepertinya lebih konsisten untuk mendeskripsikan sifat-sifat Tuhan.