Mohon tunggu...
Gia
Gia Mohon Tunggu... Konsultan - One of the 2% INTJ population in the world. Welcome to my random thoughts :)

IG: @giasintha | Podcast: BEDAH OTAK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibadah, Kewajiban atau Kebutuhan?

30 Juni 2018   07:34 Diperbarui: 30 Juni 2018   10:35 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Written by: Giasinta

"Did he not realise that Allah is watching?" -Surah Al Alaq: 14

Assalamualaikum Wr. Wb.

Seperti yang kita tahu, ibadah banyak sekali kategorinya. Disini gue mau membahas ibadah yang paling dasar saja, yaitu sholat lima waktu. Sholat lima waktu, apakah merupakan kewajiban atau kebutuhan? Bagi kaum mukmin, mungkin topik yang akan gue bahas ini membuat mereka mengernyitkan dahi. Gimana enggak lucu buat mereka, sholat lima waktu yang notabene merupakan kewajiban kenapa perlu dibahas lagi? Well the problem is, not all people are as strong as them. As smart as them. As beautiful as them. 

Tujuan gue menulis ini sekedar ingin berpartisipasi dalam membantu orang-orang seperti gue yang masih banyak belajar. Gue pernah menjadi golongan orang-orang yang sholatnya 'bolong-bolong', yang hidupnya pernah diselimuti kemaksiatan. Dan untuk orang yang kategorinya seperti ini, kalau disodori ceramahnya ustad yang notabene berat menurut mereka, maka akan cenderung membosankan, enggak akan digubris. Ibarat orang terbiasa makan junk food ditawarin sayur walaupun gratisan, gue sih yakin pasti ditolak. 

Hence, I'd like to share my thoughts here. Bukan dari perspektif agama, tapi dari perspektif mindset seorang manusia yang lemah. Seorang umat yang selalu kalah berperang melawan godaan dosa tapi tidak malu untuk bangun dan belajar lagi. Mohon dimaafkan apabila ada kesalahan, tidak ada maksud menyinggung individu maupun kelompok tertentu, insha'Allah hanya itikad baik beribadah melalui tulisan, berbagi dengan teman-teman sependeritaan. Jadi tidak perlu dihakimi maupun diargumentasikan. Jika ada kesalahan maka mohon dimaklumi. Wallahu A'lam. 

Gue dulu pernah ada di masa-masa kelam itu. Enggak hiperbola guys, ketika elo sudah keluar dari lingkaran syaitan yang mengerikan itu pasti kalau melihat ke belakang lagi yang ada cuma ngeri sendiri. Bener deh. Kalau masih di lingkarannya sih emang cakep-cakep aja keliatannya pemandangan kiri-kanan kita. Macam gue dulu gitu. Maklum, masih terbuai. 

I know that sometimes it feels inevitable. Isn't it? Saking seringnya ditinggalkan, maka sampai masuk ke alam bawah sadar, bahwa meninggalkan sholat wajib menjadi hal yang boleh ditolerir. SubhanAllah. Kita ingat bahwa sudah masuk jam waktu sholat, tapi malas-malasan sampai akhirnya waktunya habis. Ketika waktu sholat habis kita cuma berpikir ya sudahlah mau bagaimana lagi. Tanpa rasa bersalah. Tanpa rasa sesal. Tanpa rasa berdosa. Meninggalkan sholat menjadi hal yang boleh ditolerir oleh akal sehat. Nauzubillahiminzalik.

Lalu pertanyaan mulai muncul di benak gue: kok bisa ya begitu? Sering bolos kantor tanpa khawatir dipecat? Menderita penyakit kronis tanpa berikhtiar untuk sembuh? Hebat sekali ya pasti kita berani bolos kantor terus-terusan tanpa takut dipecat atau sakit kronis tanpa takut mati? Jadi gue mulai menganalisa sendiri apa sih penyebab sebenarnya yang membuat gue begitu sombong berani meninggalkan kewajiban sholat lima waktu? Oh, mungkin karena gue sekedar tahu saja, tapi belum paham. Pikir gue waktu itu. Jadi menurut gue disitulah letak kesalahannya. Tahu tapi tidak paham.

Niat gue disini bukan untuk menanamkan pemahaman, mencapai pemahaman adalah tugas masing-masing. Melalui tulisan ini gue hanya berniat untuk membantu teman-teman membangun mindset yang lebih baik dari sebelumnya, menurut versi masing-masing. I once read a powerful quote saying that, 'your mind is the ceiling of how high you rise'. So I guess when you master your mindset, you master your life. 

1) Bangun niat yang kuat

The beginning is always the hardest, they say. Teorinya kan memang begitu, segala sesuatu yang baik butuh waktu. Tapi kalau kita bisa melewati tahap ini percayalah insha'Allah langkah berikutnya dimudahkan. Buat gue niat adalah dasar dari segala perubahan. Tidak semua orang diberikan hak istimewa untuk menggunakan otak berpikirnya. Some people wasting it for something less important. 

Jadi daripada hari ini buang-buang waktu untuk main game online atau nonton gosip, why don't we allocate this little time to think? Just a little time of your 24 hours. Tanyakan kepada diri sendiri, seberapa penting pekerjaan untuk kita? Seberapa penting kesehatan untuk kita? Ketika kita takut dipecat atau takut sakit-sakitan yang sifatnya sementara, kenapa kita tidak takut masuk neraka jahanam yang sifatnya kekal? Kenapa kita begitu sombong menolak menggunakan kesempatan untuk bertaubat, ketika malaikat Izrail bisa saja mencabut nyawa kita kapan aja? Anytime. Anywhere. Anyhow.  And we won't even get any warning in advance.  

Kita sama-sama tahu bahwa sebagai orang Indonesia kita biasa dikenal dengan sifat 'enggak enakan'nya. Tapi sayangnya tidak diaplikasikan ke Tuhannya sendiri. Pardon for being a little judgmental here. But how could you feel bad being late to office but FELT NOTHING when leaving your prayer? Ini adalah pertanyaan retorika yang gue tanyakan kepada diri gue sendiri. 

Pasti ada yang salah nih. Ada kalkulasi logika yang kurang disini, pikir gue waktu itu. Ketika Allah SWT bisa mengambil semua yang dimiliki Nabi Ayyub dalam hitungan hari, bagaimana kita bisa begitu sombong berpikir Allah SWT tidak akan mengambil pekerjaan kita atau apapun yang kita agungkan dalam waktu nanosecond? Nabi Ayyub yang begitu mulia saja bisa kehilangan segalanya, apalagi kita manusia penuh dosa? Bagaimana bisa kita takut sama bos di kantor tapi kita tidak takut sama Tuhan, yang mana bahkan bos kita sendiri saja takut dengan Tuhannya? Like, how on earth that could happen?

Kalau ingat masa itu gue malu semalu-malunya sama Allah SWT. I felt like a total failure, manusia gagal yang diberikan akal tapi tidak mampu mempergunakannya secara maksimal. Gue merasa super bodoh. Bagaimana mungkin gue merasa bangga dengan pendidikan akademik, tapi memecahkan solusi sholat wajib saja tidak mampu? Seolah-olah neokorteks yang ditanamkan Tuhan di otak gue merupakan nikmat yang mubazir. SubhanAllah.

Apabila kita menginginkan sesuatu maka kita biasanya berusaha sekuat tenaga membangun niat untuk mencapai tujuan, apapun caranya. Ingin berkenalan dengan si Fulan. Ingin punya tas LV edisi terbaru. Ingin sunbathing di Bali. When you can achieve all that, you can achieve this. Mindset guys. It's all about mindset. Selama kita pintar bernegosiasi dengan bagian otak berpikir kita, maka otak kita akan memposisikan sholat wajib menjadi lebih penting daripada bertemu si Fulan. Siapa lagi yang paling paham dengan kita kalau bukan diri sendiri, bukan? 

Don't ever let yourself down by giving up over something that you can actually control. Jangan bikin kecewa diri sendiri cuma kerena kelemahan yang sebenarnya kuat dilawan. Buang sampah di jalan karena malas jalan sedikit ke tempat sampah. Nyiksa binatang hanya demi mencari popularitas di medsos. Kembali ke mantan pacar yang abusive karena menolak jomblo. Ikhlas masuk neraka jahanam hanya karena malas melawan nafsu syaitan. 

Musuh terbesar niat adalah nafsu. Niat selalu mudah dipatahkan oleh rasa malas. Sholat lima waktu yang terlihat begitu sederhana menjadi aktivitas yang begitu berat dilakukan. Syaitan bisa dengan cerdiknya mengelabui logika manusia untuk mengingkari hukum agama. SubhanAllah, gue bisa menghabiskan waktu satu hari penuh untuk marathon movie tapi tidak untuk sholat yang bahkan tidak sampai sepuluh menit lamanya?

Kembali lah ke individu masing-masing. Apa yang menurut diri kita sendiri bisa membangun nawaitu? Bisa dengan bertukar pikiran dengan akhi dan ukhti yang soleh dan solehah, mendekati mereka yang bijaksana dalam beribadah, cari kisah-kisah sukses sebagai motivasi diri. Atau bisa dengan cara-cara instan lainnya yang tidak terlalu memberatkan sebagai permulaan. Apapun caranya, teman-teman. Pupuk perlahan-lahan iman di dalam hati dan jangan pernah berhenti berusaha. Manfaatkan otak berpikir, renungkan dan aplikasikan. Remember guys, whatever it takes. WHATEVER. Jangan menyerah sampai mencapai garis finish: memenuhi kewajiban sholat. For our own sake. 

2) Bekali diri dengan ilmu 

Here comes the fun part. Di saat kita sudah berhasil memiliki kontrol penuh untuk diri sendiri, maka saatnya untuk memperkaya diri dengan ilmu. Belajar. Belajar. Dan belajar. Hanya itulah satu-satunya kunci mendekati kesempurnaan. Sudah belajar saja, pemeran tidak kasat mata yang namanya syaitan ini masih ngikutin kita kemana-mana. Kebayang dong chaos nya kalau kita tidak punya bekal ilmu sama sekali? Sama aja seperti ke medan perang tanpa amunisi. Bisa jadi kita terancam balik ke garis awal. Back to square. Sayang kan udah capek-capek kontrol diri, bangun niat, dalami iman eh terbujuk syaitan untuk main ke lingkarannya lagi? 

Tapi ibarat anak sekolah, kalau kita sekedar membaca/mendengar saja maka besar kemungkinan kita akan menganut paham masuk-kuping-kiri-keluar-kuping-kanan. Memang pasti berjuta kali trial and error guys. I was there, too. Dulu gue yang udah mulai belajar aja kadang si syaitan masih gemar colak-colek genit. Jadi waktu itu gue pikir, wah pasti masih ada yang salah nih. Mungkin gue kurang meresapi. Mungkin gue kurang menghayati. Tidak menyerah sampai disitu, gue belajar dan belajar terus. Belajar ilmu agamanya. Dan belajar semakin kuat mendoktrin diri sendiri secara positif. Ibarat mengerjakan ujian, kita tidak mungkin mendapatkan hasil sempurna tanpa pemahaman yang sempurna juga, bukan? 

So instead of only studying, we have to grasp the theory by heart. That way, we don't only study. We understand what we have learned. Belajar bisa dari mana saja, sesuai dengan kenyamanan. Bekali diri dengan hukum agama supaya kita berjalan di jalur yang benar. Pertahankan niat dengan mendalami iman supaya kita tidak mundur ke belakang lagi. Lindungi diri sebaik-baiknya dari syaitan dengan bekal ilmu yang cukup.

Pelajari. Resapi. Bekali. Dan ulangi ritme yang sama: pelajari, resapi, bekali. Endless and endless of studying. Be thirst to knowledge. Ketika ilmu pengetahuan adalah kunci utama kita untuk menjadi pintar di dunia, maka ilmu agama adalah kunci utama kita untuk diterima di surga. Dan bukankah itu adalah tujuan utama manusia hidup di dunia? To get to Jannah?

3) Eksekusi tanpa ampun

Apabila kita sudah memahami esensi sholat lima waktu beserta konsekuensinya maka kita akan sangat, sangat, sangat takut untuk berani meninggalkannya. Karena ketika meresapi apa yang menjadi konsekuensi, maka kita menjadi paham, bukan hanya sekedar tahu. Ekskesusi tanpa ampun. Lawan syaitan dengan gagah berani. Rumus sederhana yang sering gue tanamkan di dalam otak bebal gue pada waktu itu adalah sebagai berikut:

_______

Sering bolos kerja (terlihat mengerikan)                 

= Hasilnya DIPECAT 

= Sifatnya SEMENTARA

_______

Sakit & tidak berobat (terlihat mengerikan)           

= Hasilnya KRONIS   

= Sifatnya SEMENTARA

_______

Meninggalkan sholat (terlihat biasa saja)             

= Hasilnya NERAKA  

= Sifatnya KEKAL

_______

Dosa sayangnya hanya terlihat seperti salah satu kata di KBBI dengan definisinya. Tidak istimewa, hanya merupakan salah satu dari ribuan kata lainnya. Begitu juga dengan pahala. Pahala tidak terlihat menggiurkan apabila disandingkan dengan gaji bulanan dari kantor. Gaji bisa belikan kita gadget baru, sedangkan pahala cuma tawarkan kita surga. 

Ketika merasa kok berat banget ya sholat, pernah kepikiran enggak sih sebenarnya Tuhan tuh sering banget ngingetin kita dari hal paling sederhana tapi kitanya aja yang 'enggak nangkep'? Seperti melihat orang tua kita yang rajin sholat, anak-anak kita, saudara atau teman. Seperti melewati mushola di mall atau masjid di jalan, seolah-olah Allah mengingatkan kita untuk mampir sebentar ketemu sama Beliau, untuk sekedar menjalankan sholat yang sebenarnya sudah merupakan kewajiban kita sendiri. Tanpa jeda kita selalu diingatkan untuk berhenti memanjakan syaitan dan mulai mencintai Tuhan. But we wouldn't listen, would we?

Terkadang memang sesuatu terlihat tidak seperti penampakannya. Itulah kenapa Tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk paling pintar. Tugas kita sebagai mahluk berakal untuk menganalisa kamuflase-kamuflase yang berakibat fatal dalam jangka panjang. Seperti menjadi teman bermainnya syaitan, sebagai contoh. Analisa lah dengan belajar dan pahami konsepnya. 

Ketika konsep tersebut terserap oleh otak berpikir kita maka kita bukan hanya takut meninggalkan sholat, namun aktivitas ibadah bagi kita berubah dari sesuatu yang membebani menjadi sesuatu yang sifatnya menolong. Yang tadinya terpaksa menjalankan, jadi ikhlas lahir batin. Yang tadinya malas-malasan, jadi semangat beribadah. Yang tadinya merupakan kewajiban, berubah menjadi kebutuhan.  

Masha'Allah Tuhan kita selalu punya caraNya sendiri untuk membuat umatNya kembali ke jalanNya. Kita cukup berserah saja dan dengarkan. Dengan memperdalam rasa cinta kita kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, maka sholat wajib lima waktu merupakan pintu pertama dari terbukanya pintu-pintu ibadah lainnya. Seperti menjalani dan mendalami sunnah-sunnah, membaca Al-Qur'an dan terjemahannya, bersedekah, mendengarkan ceramah, dan masih banyak lagi. 

Tanpa kita sadari, kita sebenarnya dimanjakan dengan begitu banyak sekali pilihan ibadah yang bisa kita manfaatkan. Ketika kita mulai mengerti hukumnya, maka kita akan sampai pada pemahaman bahwa sholat lima waktu merupakan sesuatu yang tidak bisa dinegasikan dan dinegosiasikan. Kita akan merasa dirugikan ketika melewati satu waktu saja, buat gue pribadi sholat merupakan salah satu tiket emas untuk diterima di surga nanti. Ibarat punya mimpi masuk kampus atau kantor impian, pasti kerja keras dong. Nah ini masuk surga teman-teman, berapa kali lipat tuh kerennya kalau dibandingkan dengan kampus atau kantor impian? Do the math yourself. 

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun