Mohon tunggu...
Ghusyara Hima
Ghusyara Hima Mohon Tunggu... -

Mahasiswa psikologi yang sedang mengerjakan tugas-tugasnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Skala Psikologi sebagai Alat Ukur

12 Agustus 2018   23:53 Diperbarui: 12 Agustus 2018   23:55 7696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Langkah-langkah dasar konstruksi

Awal kerja perancangan suatu skala psikologi dimulai dari identifikasi tujuan ukur, yaitu memilih suatu definisi dan mengenali teori yang mendasari konstrak psikologis atribut yang hendak diukur.

Kemudian dilakukan pembatasan kawasan (domain) ukur berdasarkan konstrak yang didefinisikan oleh teori yang bersangkutan. Pembatasan ini harus diperjelas dengan menguraikan komponen atau dimensi-dimensi yang ada dalam atribut termaksud. Dengan mengenali batasan ukur dan adanya dimensi yang jelas maka skala akan mengukur secara komprehensif dan relevan, yang pada gilirannya akan menunjang validitas isi skala.

Komponen atau dimensi atribut teoritik yang telah jelas batasannya tidak jarang masih perlu dioperasionalkan ke dalam bentuk yang lebih konkret sehingga penulis aitem akan memahami benar bentuk respon yang harus diungkap dari subjek. Operasionalisasi ini dirumuskan ke dalam bentuk indikator-indikator perilaku (behavioral indicators).

Sebelum penulisan aitem dimulai, perancang skala perlu menetapkan bentuk atau format stimulus yang hendak digunakan. Format stimulus ini erat berkaitan dengan metode penskalaannya. Biasanya pemilihan format skala lebih banyak tergantung pada kelebihan teoritis dan manfaat praktis format yang bersangkutan.

Penulisan aitem dapat dilakukan apabila komponen-komponen atribut telah jelas identifikasinya atau bila indikator-indikator perilaku telah dirumuskan dengan benar. Biasanya komponen-komponen atribut dan indikator-indikator perilaku disajikan sebagai bagian dari blue-print skala. Di samping memberikan gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan ukur, blue-print akan menjadi acuan dalam penulisan aitem. Penulisan aitem sendiri harus pula selalu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang sudah ditentukan. Pada tahapan awal penulisan aitem, umumnya dibuat aitem yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah yang dispesifikasikan oleh blue-printnya.

Review pertama dilakukan oleh penulis aitem sendiri, yaitu dengan selalu memeriksa ulang setiap aitem yang baru saja ditulis apakah telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap dan apakah juga tidak keluar dari pedoman penulisan aitem. Apabila semua aitem telah selesai ditulis, review dilakukan oleh beberapa orang yang berkompeten pada bidang penskalaan. Semua aitem yang diperkirakan tidak sesuai dengan spesifikasi blue-print atau yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan harus diperbaiki atau ditulis ulang. Hanya aitem-aitem yang diyakini akan berfungsi dengan baik yang boleh diloloskan untuk mengikuti uji-coba lapangan.

Kumpulan aitem yang telah melewati proses review dan analisis kualitatif kemudian di uji cobakan. Tujuan uji coba ini pertama adalah untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh penulis aitem. Reaksi-reaksi responden berupa pertanyaan mengenai kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam aitem merupakan pertanda kurang komunikatifnya kalimat yang ditulis dan itu memerlukan perbaikan. Tujuan kedua, uji-coba dijadikan salah satu cara praktis untuk memperoleh data jawaban dari responden yang akan digunakan untuk penskalaan.

Analisis aitem merupakan proses pengujian parameter-parameter aitem guna mengetahui apakah aitem memenuhi persyaratan psikometris untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Parameter aitem yang diuji paling tidak adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem, yaitu kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak.

Hasil analisis aitem menjadi dasar dalam seleksi aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan psikometris akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari skala. Sebaliknya, aitem-aitem yang memenuhi persyaratan pun tidak dengan sendirinya disertakan ke dalam skala. Proses kompilasi akan menentukan mana di antara aitem tersebut yang akhirnya terpilih.

Pengujian reliabilitas skala dilakukan terhadap kumpulan aitem-aitem terpilih yang banyaknya disesuaikan dengan jumlah yang telah dispesifikasikan oleh blue-print. Apabila koefisien reliabilitas skala ternyata belum memuaskan, maka penyusun skala dapat kembali ke langkah kompilasi dan merakit ulang skala dengan lebih mengutamakan aitem-aitem yang memiliki daya beda tinggi sekalipun perlu sedikit mengubah proporsi aitem dalam setiap komponen atau bagian skala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun