Tanya pangkat dan jabatan saat ini
 Beware: ini bukan menandakan kalau kita hanya melihat seseorang karena pangkat orang tersebut namun meyakinkan orang tersebut bahwa dia benar-benar anggota TNI/Polri, bukan gadungan.
Tanyakan ia dinas dimana
 Hal ini sangatlah penting karena kita dapat mencari tempat dinasnya melalui google ataupun instagram. Biasanya setiap tempat dinas baik itu polsek, polres,  polda/batalyon memiliki offical akun instagram, dan disana kita dapat menanyakan kebenaran seseorang melalui akun tersebut.
Mintalah foto KTA (Kartu Tanda Anggota)
KTA dimiliki oleh setiap prajurit TNI dan Polri. Dalam KTA biasanya tertera pas photonya dengan memakai PDU (Pakaian Dinas Upacara) dan tertera juga name tag, dan kepangkatan orang tersebut yang berada di Pundak kanan kiri (bagi perwira TNI dan Polri baik perwira, bintara atau tamtama) Â ataupun di lengan kanan kiri bagi bintara dan tamtama TNI. Dalam KTA tersebut terdapat informasi nama, kepangkatan, NRP (Nomor Registrasi Pusat). NRP dapat dicari melalui website masing-masing matra dan memastikan bahwa benar adanya ia seorang prajurit. Apabila dalam KTA tidak sesuai dapat dipastikan bahwa ia prajurit gadungan.Â
Ajak Video Call
Ini merupakan hal utama yang harus dilakukan bila mempunyai kenalan seorang prajurit melalui sosial media, karena banyak kejadian seseorang tertipu oleh prajurit gadungan disaat para korbannya mengajak video call namun beralasan kamera depan smartphonenya rusak ataupun pecah.
      Banyaknya hoax yang ada di sosial media ini tentulah harus diperhatikan lagi oleh kita maupun pihak yang berwenang apalagi di situasi yang tidak kondusif sekarang banyaknya berita yang bertujuan untuk memperkeruh suasana. Contohnya saja kejadian beberapa hari lalu seorang dokter memberikan keterangan bahwa covid-19 itu tidak ada, hal tersebut tentu menimbulkan  reaksi negatif dari berbagai macam rekan sejawatnya hingga munculnya keterangan tersebut melalui broadcast grup whatsapp, sebagaimana yang kita tahu broadcast grup whatsapp terkadang memberikan informasi hoax hingga akhirnya banyak yang percaya berita tersebut.
Sejatinya apapun sosial media memiliki kurang dan lebihnya dan tentu balik lagi ke diri sendiri bagaimana kita memanfaatkan sosial media tersebut dengan bijak serta tidak langsung percaya dengan berita hoax. Perlu diperhatikan lagi oleh kominfo maupun jajaran pihak yang berwenang untuk memberantas berita hoax yang meresahkan masyarakat dengan memberikan sanksi berupa hukuman yang sesuai agar sosial media menghasilkan hal-hal yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H