Mohon tunggu...
Ghiyats Hamasah Izzulhaq
Ghiyats Hamasah Izzulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Pendidikan IPS.

Arrived 𝟿 ¾⁣⁣

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Ajaran Tarikat Tijaniyah dari Pondok Buntet Pesantren Cirebon

19 Juni 2023   08:00 Diperbarui: 19 Juni 2023   08:03 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wirid Lazim merupakan pengamalan bacaan yang berupa istighfar, shalawat dan lafaz Laa Ilaaha Illallah Muhammadur-Rasulullah. Masing-masing dibaca sebanyak 100 kali dan diakhiri dengan Shalawat Fatih. Waktu yang digunakan ketika membaca wirid lazim ialah sebanyak dua kali dalam sehari semalam, yaitu ketika ba’da subuh sampai menjelang waktu dhuha, dan ba’da ashar sampai menjelang sholat isya. Pengamalan wirid lazim tersebut atas waktu-waktu yang sudah diajarkan terdapat keutamaan yang tertulis di dalam Al-Qur’an pada surat Al-Ahzab ayat 41-42 dan Hadits-hadits Nabi dalam an-Nasa’i. “Apabila  pagi  setelahshalat  Shubuh sampai waktu Dhuha tidak bisa dilakukan, maka waktu wirid lazim sampai waktu Maghrib. Untuk  mendapatkan keutamaan yang besar, wirid lazim ini diamalkan sebelum waktu  Shubuh  dengan  syarat  harus selesai  sebelum  waktu  Shubuh.  Dan  apabila  sore setelah shalat Ashar sampai shalat Isya tidak dilaksanakan, maka waktunya sampai Shubuh”.

1. Istighfar

Tujuan membaca istighfar ialah untuk membersihkan hati, mensucikan diri dari dosa, dimudahkan dalam segala urusan, dan dapat menenangkan hati. Istighfar dilakukan sebagai langkah awal sebelum melakukan aktiftas ber tawajjuh dan wushul kepada Allah SWT.

2. Shalawat

Shalawat secara harfiah merupakan do’a kita kepada Allah SWT agar menambahkan belas kasih, keagungan kepadanya, dan sebagai bentuk ucapan rasa syukur kita, sebagaimana tercantum dalam Hadits Qudsi yang artinya :

“…Karena mengamalkan hadits qudsi, yaitu firman Allah SWT, ‘Hamba-Ku, kau belum bersyukur kepada-Ku bila kau belum berterima kasih kepada orang (Nabi Muhammad SAW) yang Kulimpahkan nikmat padanya.’ Tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah perantara agung bagi kita dalam segala nikmat Allah, bahkan Nabi Muhammad SAW adalah asal penciptaan segenap makhluk, Nabi Adam AS dan lainnya,”

3. Lafaz Laa Ilaaha Illallah Muhammadur-Rasulullah

Setelah melantukan lafaz istighfar dan ber shalawat, maka terakhir kita lantunkan lafaz Laa Ilaaha Illallah Muhammadur-Rasulullah. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya : "Barang siapa yang awal perkaanya laa ilaha illallah dan akhir perkaannya laa ilaha illallah dan melakukan seribu kesalahan (dosa kecil) dan jika dia hidup seribu tahun, maka Allah tidak akan menanyakan satu dosapun". 

Dalam hadits lain juga berbunyi : "Laa Ilaaha Illallah adalah  benteng-Ku,  maka  dia  selamat  dari siksa-ku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun