Mohon tunggu...
Ibn Ghifarie
Ibn Ghifarie Mohon Tunggu... Freelancer - Kandangwesi

Ayah dari 4 anak (Fathia, Faraz, Faqih dan Fariza) yang berasal dari Bungbulang Garut.

Selanjutnya

Tutup

KKN

Jada Tradisi, Pamali dan Cai

4 Juni 2024   14:04 Diperbarui: 5 Juni 2024   08:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mata Air Sirah Cipelang, sumber https://sumedangkab.go.id

Bagi Mudji Sutrisno keprihatinan tentang air dituangkannya melalui peristiwa seni apuan dan berbagi puisi (cuplikan) yang berasal dari Putu Raka dan Tjokorda. Air membuat kita tergugah untuk sadar terhadap akan budaya dasar diri dan itulah yang membuat kita menjadi sadar diri terhadap ektetika dan estetika tubuh. Eksotika badani dan pandangan yang melulu terarah terhadap hasrat tubuh menjadi sorotan kapitalisme konsumerisme. (Wacana, Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya, Vol 8 No 2, Oktober 2006:226-227)

Dengan demikian, air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi keberlangsungan kehidupan (manusia, hewan, tumbuhan) di muka bumi.

Sudah menjadi ketetapan Allah untuk menjadikan hidup sangat erat dengan air. Maka siapa pun yang mengkaji alquran akan mendapati alquran banyak membahas ihwal air dalam kehidupan dengan menggunakan bahasan yang sangat komprehensif. Alquran membahasakann urgensi air dan manfaatnya dalam kehidupan manusia dan makhluk lainnya.

Pengulangan kata al-maa' (air) dalam alquran berkisar sebanyak 65 ayat. Ini belum termasuk ayat yang membahasnya dengan memakai kata lainnya, seperti awan, angin, hujan, laut dan sungai.

Dengan banyaknya pengulangan kata itu membuktikan akan kedudukan air dari semua makhluk yang ada. Allah berfirman, "Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." (QS Huud [11]: 7)

Ibn Katsir menjelaskan bahwa Mujahid dalam tafsirannya, "dan adalah Arasy-Nya di atas air" mengemukakan, Allah menciptakan air terlebih dahulu sebelum yang lain. Ini dikemukakan oleh Wahab bin Munabbag, Dhamrah, Qatadah, Ibn Jarir dan banyak lainnya.

Qatadah dalam tafsirnya menguraikan dengan ayat ini Allah memberitakan kepada manusia awal penciptaaNya, sebelum Dia akhirinya menciptakan langit dan bumi. "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS Al-Anbiyaa :30), Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi. Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS An-Nahl [16]: 60)

Imam Ghazali mengungkapkan "Lihatlah nikmat yang Allah anugrahkan kepada hambanya dengan adanya air tawar yang menjadi fondasi dalam kehidupan di muka bumi ini. Manfaat air ini pun dirasakan oleh manusia, binatang dan tumbuhan. Senandainya saja manusia haus dan tidak mendapati air, maka tentunya ia akan rela mengorbankan semua hartanya yang ada di dunia ini demi mendapatkan setetes air. Namun sayang, banyak manusia yang lalai dan lupa untuk mensyukuri nikmatnya air dalam hidupnya."

Memang manusia sangat ketergantungan pada air. Seandainya saja Allah memberikan batasan kepada manusia dalam mendayagunakan air, maka tentunya hidup manusia akan menjadi sulit. Kekuatan dan kelembutan yang ada dalam air. Ia turun ke bumi dan mengalir sedikit demi sedikit. 

Pada saat itu, ia menyirami pepohonan dan memberikan nutrisi baginya. Lalu sebagian darinya menguap karena panas metahari yang terik menjadi awan. Padahal, sudah menjadi sunnatullah untuk mencari tempat yang lebih rendah darinya.

Kebutuhan terhadap air pun bisa dilihat, bagaimana manusia dengan segera meneguk air, hingga legalah tenggirokannya. Manusia bisa meninumnya sebanyak kebutuhannya dan sesuai dengan kemampuan tubuh dalam menerimanya. Air pun dibutuhkannya untuk membersihkan kotoran yang ada di tubuh manusia dan kotoran yang ada di pakaiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun