Tantangan #1 Rekening dan Penyalahgunaan Dana
Masalah utama platform-platform pinjaman P2P di Cina adalah mereka memegang dan menahan dana dari para investor sebelum disalurkan ke peminjam. Hal yang sama dilakukan terhadap dana pinjaman yang dibayarkan kembali oleh peminjam, pengembalian ke investor ditunda untuk beberapa saat dan dananya ditahan oleh perusahaan. Saat dana ini menjadi sangat besar dan perusahaan ambruk, hilanglah dana tersebut.
Peraturan OJK menyebutkan bahwa sebuah perusahaan pinjaman P2P harus memiliki dan mengelola sebuah rekening escrow untuk menampung dana dari pemberi pinjaman. Rekening escrow adalah rekening yang dipegang oleh pihak ketiga dan penarikan dana dari rekening ini diatur dengan peraturan-peraturan yang ketat dan hanya untuk peruntukan tertentu.
Namun, apabila peraturan yang ada kurang jelas dan rekening escrow-nya masih dimiliki oleh perusahaan, dana pinjaman masih tetap akan dikontrol oleh perusahaan tersebut. Â Ini berarti si perusahaan bisa menggunakan dana itu untuk kepentingan lain, atau bahkan membawa kabur seluruh uang nasabahnya.
Karena itu, rekening escrow harus sepenuhnya dipegang oleh pihak ketiga, atau perusahaan P2P harus bekerja sama dengan bank untuk membuatkan rekening P2P khusus bagi para pemberi pinjaman, dimiliki langsung oleh pemberi pinjaman dan bukan oleh perusahaan. Ini adalah cara yang digunakan di Inggris dan Uni Eropa. Dengan begini, dana pinjaman akan benar-benar aman.
Tantangan #2 Pinjaman Dijual Dua Kali
Masalah lainnya di Cina adalah, secara teori, sebuah platform pinjaman P2P bisa saja menjual satu pinjaman dua kali, secara sengaja maupun tidak. Kalau ini terjadi, dana yang diperoleh dari menjual pinjaman kedua kalinya mungkin akan disalahgunakan. Lalu platform tersebut hanya bisa berharap saja bahwa mereka akan bisa membayar kembali pinjaman secara tepat waktu. Ini jelas penipuan, dan ini sudah pernah terjadi, terutama di Cina. Ini masalah besar, tapi solusinya mudah.
Untuk menghindarinya, semua dana dari investor harus ditransfer secara langsung ke peminjam, dan tidak melalui operator platform. Selain itu, perusahaan pinjaman P2P juga harus membuat penghitungan jumlah pinjaman dengan cara dinomori berurut seperti nomor faktur. Ini membuat audit OJK jauh lebih mudah.
Tantangan #3 Sembunyikan atau Jual Bangkainya
Salah satu film kesukaan saya tentang krisis finansial adalah The Big Short. Film ini bercerita tentang bagaimana tidak seorang pun –kecuali beberapa yang sangat paranoid, mendatangi rumah-rumah yang hipoteknya dijual oleh Lehman Brothers dan Bear Stearns dalam paket-paket CDO (kewajiban utang kolateral) berperingkat ‘Triple-A’.
Kita semua tahu akhir ceritanya. Paket-paket kredit itu semuanya busuk seperti bangkai kucing dan lembaga-lembaga pemeringkat kredit seperti S&P dan Moody’s tidak memeriksa resiko kredit hipotek-hipotek subprima yang dijual.