Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Ikut Arus atau Tenggelam: Sebuah Pandangan Terbatas, Pada Dunia Tanpa Batas

17 September 2016   23:24 Diperbarui: 18 September 2016   00:23 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang mungkin upaya kita tidak cukup besar untuk bisa setidaknya mengurangi dampak globalisasi yang sudah mendunia dan menancapkan tajinya di sektor-sektor yang justru merupakan fondasi keutuhan suatu negara yaitu politik, budaya dan ekonomi sebagai poros bangsa yang dilindungi secara hakiki oleh seluruh warga negara terlebih abdinya yang berkecimpung di dunia bisnis dan ekonomi. Punggawa keuangan negara dan pengusaha muda generasi penerus bangsa dengan ide segarnya perlu memulai sebuah pemikiran dan gerakan perubahan yang mampu dijadikan pedoman dan solusi guna menanggulangi efek yang lebih besar dari permasalahan lingkungan hidup atau perubahan budaya saja. Sudah saatnya kita untuk bangkit dan melawan modern human slavery atau penjajahan mental dan sumber daya ini. 

Mengkritisi kebijakan penguasa, tapi tidak menggunakan basis pemikiran yang digunakan penguasa dalam membuat kebijakan yang dikritisi itu sendiri guna mempertahankan objektivitas dan menghindari ironi serta inkostensi. Kalau tidak sampai kapan kita ‘rela’ diperbudak oleh materiil semata. Padahal isu ini sangat fundamental dalam keberlangsungan kehidupan masyarakat kecil hingga sistem yang lebih luas bernama negara.

Jadi, masih ingin ikut arus atau tenggelam di dalamnya, warga negara dunia?

Daftar Pustaka :

http://truecostmovie.com/

Lester R. Brown, 1978. The Twenty Ninth Day

Field, B.C. 2008. Natural Resource Economics: An Introduction. USA: Long Grove, Illinois

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun